Waspada! Diet saat Hamil Tanpa Arahan Dokter Berisiko Bahayakan Janin

16 Februari 2024 13:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Waspada! Diet saat Hamil Tanpa Arahan Dokter Berisiko Bahayakan Janin. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Waspada! Diet saat Hamil Tanpa Arahan Dokter Berisiko Bahayakan Janin. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berat badan bertambah adalah perubahan yang normal terjadi pada wanita selama kehamilan. Tapi, beberapa orang menganggap penambahan berat badan yang berlebihan bisa menurunkan kepercayaan diri. Lalu akhirnya melakukan diet agar berat badan lebih terkendali.
ADVERTISEMENT
Namun, cara ini tidak disarankan oleh para ahli, Moms. Justru, berat badan yang bertambah juga sebenarnya membantu bayi di dalam kandungan bertumbuh dengan baik dan maksimal. Apalagi, selama kehamilan, tingkat metabolisme atau jumlah energi/kalori yang dibutuhkan meningkat hingga 20 persen, dibandingkan ketika sebelum hamil.
"Lemak yang menumpuk di perut, payudara, dan pinggul Anda adalah normal dan diperlukan untuk masa kehamilan hingga nifas," tutur dokter kandungan di UT Southwestern Medical Center, Dr. Shivani Patel, MD, dikutip dari Parents.
Ukuran tubuh yang bertambah lebar pun berfungsi untuk 'menampung' bayi yang badannya terus berkembang. Hal ini terjadi karena ukuran rahim bertambah besar dan sedang membantu pertumbuhan organ-organ tubuh janin.
Perlu diingat juga bahwa tidak semua kenaikan berat badan saat hamil disebabkan oleh penambahan lemak. Namun, ada janin, plasenta, hingga ketuban yang bisa menjadi faktor bertambahnya berat badan Anda, dengan rincian rata-rata:
ADVERTISEMENT
- Bayi: sekitar 3,6 kg
- Plasenta: 0,9 - 1,3 kg
- Cairan ketuban: 0,9 - 1,3 kg
- Jaringan payudara: 0,9 - 1,3 kg
- Suplai darah: 1,8 kg
- Penyimpanan lemak: 2,2 - 4 kg
- Pertumbuhan rahim: 0,9 - 2,2 kg
Dokter juga biasanya tidak memberikan batasan terhadap apa saja yang Anda ingin makan. Begitu juga berapa banyak kenaikan berat badan yang harus dicapai. Sebab, Anda pun akan lebih diminta untuk fokus makan, terutama makanan padat nutrisi. Seperti protein, asam folat, yodium hingga kolin.

Lantas, Apa Saja Risiko Menurunkan Berat Badan saat Hamil?

Lantas, Apa Saja Risiko Menurunkan Berat Badan saat Hamil? Foto: Shutter Stock
Menurunkan berat badan atau tidak berusaha menambah berat badan dalam jumlah yang cukup dapat berdampak negatif pada Anda dan bayi di dalam kandungan.
ADVERTISEMENT
"Menurunkan berat badan selama kehamilan membawa risiko pertumbuhan janin yang tidak memadai. Dan tidak menciptakan perubahan yang diperlukan selama kehamilan dan masa nifas. Dan yang paling dikhawatirkan adalah pertumbuhan janin yang buruk," tutur Dr. Patel.
Penelitian telah menemukan ibu yang kekurangan berat badan atau berat badannya tidak cukup maka berisiko lebih tinggi melahirkan secara prematur. Begitu juga memiliki risiko melahirkan bayi yang lebih kecil dari usia kehamilannya.
Dan bayi-bayi yang lahir dengan kondisi tersebut dapat merasakan dampak langsung maupun jangka panjang.
"Ketika bayi lahir prematur atau dengan berat badan lebih rendah, maka kemungkinan besar bayi akan mengalami masalah menyusui dan penyakit lain di kemudian hari pada masa bayi dan kanak-kanak," ungkap bidan bersertifikat di Pediatrix Medical Group di Atlanta, Georgia, Ellen Smead, CNM.
ADVERTISEMENT
Memang tidak sedikit ibu hamil yang diminta 'mengerem' makannya saat dokter menilai kenaikan berat badan sudah melebihi batas aman. Apalagi bila Anda mengalami riwayat kelainan makanan atau pernah mengalami masalah citra tubuh.
Tetapi, diet pun harus atas seizin dokter dan dilakukan dengan cara yang tepat. Jadi, sebaiknya jangan diet sembarangan dan konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter tentang program diet yang dijalani. Sehingga tidak membahayakan kesehatan ibu dan janin.