Yang Perlu Orang Tua Pahami Soal Jadwal Imunisasi Bayi Saat Pandemi Virus Corona

25 Maret 2020 9:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi setelah imunisasi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi setelah imunisasi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Di tengah pandemi virus corona, banyak orang tua yang merasa khawatir untuk membawa bayi mereka ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi. Mereka bertanya-tanya, haruskah pemberian imunisasi pada bayi ditunda sementara atau tetap membawanya ke rumah sakit sesuai jadwal? Mengingat, rumah sakit adalah tempat publik dan pusat keramaian yang seharusnya dihindari di tengah pandemi seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR.Dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon), melalui live streaming bersama kumparan, menyarankan agar sebisa mungkin imunisasi bayi berjalan sesuai jadwal. Apalagi bila ini adalah imunisasi pertama bayi, maka tidak boleh ditunda. Misalnya saja, imunisasi BCG pertama, Campak pertama, atau DPT pertama.
"Kalau dia imunisasi pertama, jadi misalnya imunisasi pertama BCG, atau imunisasi pertama campak umur 9 bulan atau MR , atau imunisasi DPT umur 2 bulan itu jangan ditunda kalau yang pertama," ujar DR.Dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon), Senin (24/3).
Imunisasi bayi. Foto: Shutterstock
Namun, jika imunisasi tersebut bukanlah imunisasi pertama atau ulangan, dr. Aman menjelaskan, dalam kondisi khusus seperti ini, tidak masalah untuk ditunda. IDAI memberikan rekomendasi untuk menundanya selama 2 pekan. Namun, rekomendasi tersebut masih akan terus dikaji, melihat kondisi pandemi yang belum membaik.
ADVERTISEMENT
"Kalau dia imunisasi yang kedua dan ketiga dan berikutnya, awalnya itu kita telah mengeluarkan rekomendasi boleh ditunda dua minggu, akhirnya kita melihat bahwa rekomendasi ini belum ada di seluruh dunia juga. Awalnya kita mengatakan 2 minggu karena 2 minggu ini bisa selesai, tapi belum. Jadi biarkan kami, untuk saat ini saya mengatakan 2 minggu, tapi dalam satu hari dua hari ini kami akan memberikan rekomendasi mungkin satu bulan atau beberapa imunisasi yang bisa dilakukan, kita akan memberikan rekomendasinya," jelas dr. Aman.
Perlu diingat bahwa di masa penundaan imunisasi selama dua minggu, orang tua tetap harus terhubung dengan dokter dan fasilitas kesehatan untuk mengatur jadwal kunjungan. Hal itu perlu dilakukan, agar Anda bisa tetap bisa mendapat informasi terbaru dari pihak fasilitas kesehatan. Selama pandemi virus corona ini, IDAI akan terus mengkaji berbagai hal yang berkaitan dengan kesehatan anak.
ADVERTISEMENT
"Kalau lah kita tunda, kita lagi memikirkan betul ini, menunda sebulan atau berapa lama kita tidak mau. Sudah COVID-19 mereka dapat, kena difteri lagi, kena polio lagi, kena campak lagi, dan lain-lain semua penyakit. Kayak gini nggak pernah dipikirkan oleh negara untuk saat ini. Kami harus memikirkan," ujar dr. Aman.
Ilustrasi luka bekas imunisasi pada lengan bayi Foto: Shutter Stock
Pihak rumah sakit sebenarnya sudah melakukan antisipasi pada pasien-pasien yang datang. Misalnya saja, dengan melakukan pengukuran suhu sebelum masuk ruangan. Rumah sakit juga seharusnya sudah memisahkan ruang anak sehat dan anak sakit untuk mencegah penularan virus.
Jika jadwal imunisasi bayi tiba, sebaiknya Anda membuat janji terlebih dahulu dengan fasilitas kesehatan sebelum membawa si kecil ke sana. Sebab, beberapa fasilitas kesehatan, dalam kondisi seperti ini, mungkin saja akan membatasi jumlah layanan imunisasi dalam satu hari.
ADVERTISEMENT
Jangan lupa juga untuk tetap melakukan pencegahan terhadap diri sendiri, seperti mencuci tangan dan menggunakan masker jika sedang berada di area infeksius seperti rumah sakit. Bukan hanya orang tua, bayi Anda juga perlu menggunakan masker untuk mencegah penularan virus berbahaya yang mungkin ada di sana.
****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!