10 Hari PPKM Darurat, Mobilitas Masyarakat di Jakarta Baru Menurun 21,3%

14 Juli 2021 19:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyekatan kendaraan dari Tangerang ke Jakarta, pada Rabu (7/7). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Penyekatan kendaraan dari Tangerang ke Jakarta, pada Rabu (7/7). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Penerapan PPKM Darurat mulai membuahkan hasil. Terlihat, mobilitas masyarakat khususnya di Pulau Jawa dan Bali telah memperlihatkan penurunan yang cukup signifikan.
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi, menyampaikan beberapa provinsi seperti DKI Jakarta hingga Jawa Barat telah menunjukkan penurunan mobilitas warganya. Mobilitas yang tinggi kerap menjadi faktor utama virus corona masih menyebar secara masif.
"Pada hari kesepuluh pelaksanaan PPKM Darurat Jawa-Bali, hampir seluruh wilayah DKI, Jawa Barat, Banten, mengalami perbaikan dalam penurunan mobilitas masyarakat," kata Dedy dalam keterangan pers harian secara virtual, Rabu (14/7).
Dedy mencontohkan mobilitas masyarakat di DKI Jakarta yang menurun lebih dari 20 persen. Sementara target pemerintah adalah menurunkan hingga di bawah 50 persen.
Kemudian Jawa Barat juga mengalami penurunan, mobilitas yang tinggi masih terpantau terjadi di wilayah Pantura. Namun, Dedy tidak menjelaskan berapa angka persentase pasti di Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
"DKI Jakarta menurun 21,3 persen. Hanya wilayah Jakarta Timur yang masih cukup padat. Sedangkan wilayah Jawa Barat sudah mengalami penurunan mobilitas, meski di wilayah Pantura ada pergerakan masyarakat yang cukup tinggi," jelasnya.
Pihaknya menargetkan mobilitas masyarakat dapat turun hingga mencapai target 50 persen. Sehingga, penularan COVID-19 antarwilayah dapat semakin ditekan.
Petugas kepolisian memeriksa dokumen dan persyaratan pengendara yang melintasi pos penyekatan PPKM Darurat di Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (7/7/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
"Koordinator PPKM Darurat mengimbau agar seluruh pihak terus bekerja untuk menekan mobilitas masyarakat, sehingga minus 30 persen dan pada akhirnya mencapai minus 50 persen. Turunnya mobilitas akan menghambat penyebaran virus COVID-19 dengan signifikan. Dengan demikian penuturan mobilitas masyarakat adalah agenda yang betul-betul menjadi prioritas saat ini," tutup Dedy.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan laju mobilitas warga adalah penyekatan. Terbaru, Ditlantas Polda Metro Jaya menambah jumlah titik penyekatan menjadi 100 titik di Jabodetabek. Aturan ini akan berlaku mulai Kamis (15/7) pukul 06.00-22.00 WIB.
ADVERTISEMENT