10 Menteri yang Paling Layak Dipertahankan Jokowi Versi IPO

4 Juli 2020 19:47 WIB
Para Menteri Kabinet Indonesia Maju mengucap sumpah saat pelantikan mereka di Istana Negara, jakarta, Rabu (23/10/2019). Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Para Menteri Kabinet Indonesia Maju mengucap sumpah saat pelantikan mereka di Istana Negara, jakarta, Rabu (23/10/2019). Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
ADVERTISEMENT
Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil survei terhadap kepuasan masyarakat terhadap kinerja para menteri Presiden Jokowi. Dalam rilis itu, terdapat persepsi masyarakat terhadap urgensi melakukan reshuffle di tengah pandemi corona.
ADVERTISEMENT
Direktur IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan 72,9 persen masyarkat menganggap perlu adanya reshuffle dalam kabinet Jokowi. 57,4 persen di antaranya menganggap reshuffle kabinet sangat mendesak dilakukan.
"Masyarakat yang menganggap perlu dilakukan reshuffle ada 72,9 persen. 57,4 persen sangat mendesak dan 42,6 persen mendesak," kata Dedi dalam diskusi bertajuk 'Menanti Perombakan Kabinet', Sabtu (4/7).
Bedasarkan hasil survei yang ada, Dedi menjelaskan Menkumham Yasonna Laoly merupakan menteri pertama yang paling diinginkan masyarakat untuk reshuffle sebesar 64,1 persen, kedua Menkes Terawan Agus Putranto 52,4 persen, dan disusul dengan Menaker Ida Fauziyah 47,5 persen.
Penilaian responden terhadap urgensi pergantian Menteri pada Kabinet Indonesia Maju. Foto: Dok. Indonesia Political Opinion
Namun, ada yang menarik yakni adanya 10 nama menteri Jokowi mendapatkan 0 persen suara. Yang artinya tak diharapkan untuk reshuffle Jokowi.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah Menteri Pariwisata Wishnutama, Menhan Prabowo Subianto, Menkopolhukam Mahfud MD, Menlu Retno Marsudi, Mendagri Tito Karnavian.
Lalu, Menristek Bambang Brodjonegoro, Mentan Syahrul Yasin Limpo, Menteri Agraria Sofyan Djalil, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan terakhir Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Gusti Ayu Bintang Darmavati. Kesepuluh menteri itu hasil surveinya menujukkan 0 persen.
Survei dilakukan pada 8-25 Juni 2020 dengan melibatkan 1.350 responden di 30 provinsi. Metode penelitian menggunakan wawancara online atau melalui sambung telepon.
Tingkat kepercayaan hasil survei 97 persen. Sementara margin eror hasil penelitian 3,54 persen.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Saksikan video menarik di bawah ini: