news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

10 Persen Kematian Corona Terjadi di RS Non Rujukan

25 September 2020 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah tim medis mengevakuasi seorang pasien menuju Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi saat simulasi penanganan wabah virus Corona. Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah tim medis mengevakuasi seorang pasien menuju Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi saat simulasi penanganan wabah virus Corona. Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
ADVERTISEMENT
Tingkat kematian pasien virus corona di rumah sakit non rujukan menjadi sorotan. Berdasarkan data yang ada, 10 persen positif meninggal di rumah sakit non rujukan.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Ketua PDPI Agus Dwi Susanto menekankan perlunya perbaikan sistem penanganan pasien di rumah sakit non rujukan.
"Hasil evaluasi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), 10 persen kasus angka kematian itu di rumah sakit non rujukan," kata Agus dalam rapat virtual bersama Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat (25/9).
Agus menjelaskan, angka kematian tersebut berasal dari pasien positif dengan gejala berat. Sementara pasien gejala ringan dan sedang memiliki peluang sembuh hingga 100 persen.
Ambulans bersiap memasuki Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Rabu (16/9). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
"Kita harus berpikir mencegah pasien tidak masuk ke kritis. Data ini menunjukkan bahwa pengobatan pasien ringan dan sedang itu keberhasilanya bisa mencapai 97,4 dan 100 persen," jelasnya.
Agus mengungkapkan banyak rumah sakit di Indonesia, khususnya rumah sakit rujukan, yang tidak memiliki alat bantu pernapasan bernama ECMO. ECMO adalah alat bantu pernapasan pengganti paru-paru apabila paru-paru mengalami kerusakan parah.
ADVERTISEMENT
"Di RS Persahabatan kita belum punya ECMO, Pak. Ventilator ada, NIV ada. ECMO itu pengganti paru. Kalau parunya rusak itu bisa digantikan," jelasnya lagi.
Mendengarkan penjelasan ini, Luhut pun meminta Stafsus Menkes Daniel Tjen untuk segera memperhatikan hal tersebut.
"Pak Daniel tolong perhatikan itu. Rumah sakit non rujukan itu di daerah berbahaya. Yang tadi kita bahas itu tolong anda diperhatikan deh. Gini, ya, nanti Daniel ini kesempatan kita untuk mendorong ownership itu rumah sakit diperbaiki," kata Luhut.
Ia juga memerintahkan Daniel untuk segera mendatangkan alat ECMO yang sedang dipesan dari luar negeri.
"Kau pesan 20 atau 30 itu," pungkasnya.