news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

100 Tokoh Bangsa Berikan Solusi Penanganan Pandemi bagi Pemerintah RI

22 September 2021 13:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Din Syamsuddin menjadi salah seorang pembicara pada Perayaan Al-Azhar untuk Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia, 3 Februari 2021. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Din Syamsuddin menjadi salah seorang pembicara pada Perayaan Al-Azhar untuk Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia, 3 Februari 2021. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia telah mendapatkan perhatian dari sejumlah kalangan tokoh masyarakat termasuk dari Seratus Tokoh Bangsa.
ADVERTISEMENT
Usai mengadakan pertemuan pada 18 Agustus 2021, Seratus Tokoh Bangsa kemudian menyampaikan sejumlah hasil dari pemikiran para tokoh yang terdiri dari para pimpinan organisasi maupun lembaga masyarakat, termasuk tokoh perorangan mengenai langkah cepat dan solusi yang harus diambil pemerintah dalam menindaklanjuti penanganan pandemi ini.
Terdapat 8 poin yang disampaikan, salah satunya yakni meminta agar pemerintah tidak lengah dengan kondisi saat ini yang sebenarnya sudah cenderung membaik. Akan tetapi, gelombang selanjutnya masih mungkin dihadapi.
Hal kedua yang menjadi sorotan Seratus Tokoh Bangsa adalah vaksinasi yang sampai saat ini masih belum merata dan termasuk penggunaan vaksin Sinovac yang kini belum disetujui oleh pemerintah Arab Saudi. Hal ini dinilai menghambat umat Islam untuk dapat melaksanakan ibadah umrah.
ADVERTISEMENT
"Sehingga menghalangi rakyat seperti umat Islam untuk umrah umpamanya Sinovac tidak diakui Saudi Arabia dan negara lain. ini posisi yang muncul," terang mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, dalam jumpa pers virtual pada Rabu (22/9).
Selain itu, dalam poin-poin tersebut juga dijelaskan bahwa pemerintah harus menyadari dampak COVID-19 terhadap segala aspek termasuk sosial, pendidikan, dan ekonomi.
"Namun, penanggulangan masalah harus terfokus pada penyanggahan UMKM dan sektor informal dari keruntuhan karena tenaga kerja lebih banyak pada sektor ini. Perhatian lebih kepada BUMN dan Usaha Besar, serta Tenaga Kerja Asing, di tengah masa pandemi selain tidak mewujudkan kesejahteraan rakyat, juga menciptakan masalah psikologis tentang ketidakadilan dan diskriminasi," tertulis dalam hasil pemikiran tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari sektor pendidikan, Seratus Tokoh Bangsa juga menyoroti soal learning loss pada anak yang terjadi selama pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pemerintah diminta untuk memperhatikan dari segi sarana dan prasarana pembelajaran daring tersebut.
"Masalah ini harus segera diatasi dengan antara lain menyediakan dana kedaruratan (contigency fund) guna mendukung sekolah dan siswa/mahasiswa untuk belajar dalam jaringan (online), membantu dan memfasilitasi guru/dosen melaksanakan kewajibannya, dan menyiapkan sekolah/perguruan tinggi untuk menanggulangi kerusakan yang telah terjadi (damage control), serta menguatkan Sistem Managemen Belajar (Learning Management System) di lembaga-lembaga pendidikan," lanjut keterangan tersebut.
Selain Din Syamsuddin, tokoh lainnya yang tergabung adalah Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Ketua Umum PP. Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Umum PP. ICMI Jimly Asshiddiqie, hingga Mantan Rektor UIN Jakarta Prof. Azyumardi Azra.
ADVERTISEMENT