11 Provinsi Alami Kenaikan Signifikan Positif COVID-19, Tetap Waspada

2 September 2021 20:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah tenaga kesehatan berjalan bersiap memberikan suntikkan vaksin COVID-19 bagi warga di Pusat Jajanan Serba Ada di kawasan Pendurenan, Jakarta, Jumat (20/8/2021). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah tenaga kesehatan berjalan bersiap memberikan suntikkan vaksin COVID-19 bagi warga di Pusat Jajanan Serba Ada di kawasan Pendurenan, Jakarta, Jumat (20/8/2021). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Penanganan pandemi COVID-19 secara nasional terus menunjukkan tren ke arah yang lebih baik. Terbukti dari kasus konfirmasi harian yang terus menurun tiap harinya.
ADVERTISEMENT
Per hari ini, kasus konfirmasi yang bertambah berjumlah 8.955 kasus. Jumlah ini telah jauh menurun dibanding pada saat puncak di pertengahan Juli lalu yang mencapai lebih dari 50 ribu kasus.
Hanya saja, ada 11 provinsi yang kenyataannya masih mengalami kenaikan kasus konfirmasi.
Menurut Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, 11 provinsi tersebut kasusnya meningkat pada Agustus dibanding dengan Juli lalu.
Suasana perawatan pasien COVID-19 di RSUD Buleleng. Foto: Dok. Istimewa
"Yang perlu menjadi perhatian adalah masih ada 11 provinsi yang mengalami kenaikan jumlah kasus positif di bulan Agustus jika dibandingkan dengan bulan Juli," kata Wiku dalam keterangan pers secara virtual, Kamis (2/9).
Dari kesebelas provinsi tersebut, seluruhnya berada di luar Pulau Jawa. Tercatat empat di antaranya berasal dari Sumatera, empat dari Sulawesi, dua dari Kalimantan, dan terakhir Bali.
ADVERTISEMENT
"11 provinsi tersebut adalah Aceh naik 152%, Sulawesi Tengah naik 111%, Gorontalo naik 57%, kemudian Kalimantan Selatan naik 47%, Sumatra Utara naik 44%, Kalimantan Utara naik 24%, [Sulawesi Utara Barat naik 24%] Bali naik 15%, Bangka Belitung naik 10%, dan Sulawesi Selatan naik 5%, serta Jambi naik 5%," ungkapnya.
Untuk itu, Wiku meminta agar masyarakat tak boleh lengah lantaran kasus secara nasional telah turun. Apalagi masih terdapat provinsi yang kenaikannya cukup tinggi di saat kegiatan masyarakat mulai dibuka kembali.
"Tentunya kita tidak boleh lengah meski telah melihat perkembangan positif di bulan Agustus. Kenaikan kasus harus tetap di antisipasi mengingat saat ini sudah mulai dilakukan pembukaan aktivitas sosial ekonomi secara bertahap," pungkasnya.
ADVERTISEMENT