119 Orang Rohingya Kembali Terdampar di Aceh Utara

16 November 2022 13:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebanyak 119 warga etnis Rohingya kembali terdampar di Aceh, kali ini mereka mendarat Desa Bluka Tebai, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Rabu (16/11/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sebanyak 119 warga etnis Rohingya kembali terdampar di Aceh, kali ini mereka mendarat Desa Bluka Tebai, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Rabu (16/11/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sebanyak 119 orang etnis Rohingya kembali terdampar di Aceh, kali ini mereka mendarat Desa Bluka Tebai, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy membenarkan kedatangan imigran itu. Katanya, mereka kembali mendarat di Aceh pada Rabu (16/11) pagi menggunakan kapal kayu.
“Mereka berjumlah 119 orang. Mendarat di pesisir pantai Desa Bluka Teubai,” katanya.
Winardy merincikan, 119 orang itu terdiri dari 61 laki-laki dewasa, 36 perempuan, 12 anak laki-laki, dan 10 anak perempuan.
“Sementara ini imigran tersebut ditampung di Balai Pengajian Dusun Cok U Sibak, Desa Bluka Tebai,” ujarnya.
Sebanyak 119 warga etnis Rohingya kembali terdampar di Aceh, kali ini mereka mendarat Desa Bluka Tebai, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Rabu (16/11/2022). Foto: Dok. Istimewa
Winardy menyebutkan, saat ini pihak kepolisian sedang berkoordinasi dengan stakeholder dan instansi terkait.
“Termasuk dengan UNHCR-IOM untuk penanganan imigran Rohingnya tersebut,” ungkapnya.
Diketahui sebelumnya, 110 imigran Rohingya lebih dulu mendarat secara diam-diam di Desa Meunasah Baro, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Selasa (15/11) sekitar pukul 04.40 WIB.
ADVERTISEMENT
Para imigran itu kemudian dievakuasi oleh warga setempat ke Meunasah (Musala) Desa Lhok yang juga berada di Kecamatan Muara Batu.
Masuknya para imigran yang lolos dari pantauan petugas itu, menurut Winardy, karena wilayah pesisir pantai Aceh sangat panjang sehingga tidak semua diawasi dengan baik.
“Tidak semua yang bisa terawasi dengan baik. Ini bukan kejahatan, ini kemanusiaan. Jadi bedakan antara kemanusiaan dan kejahatan,” sebutnya.
Dikatakan Winardy, ada hal-hal kompleks yang mempengaruhi penjagaan pantai di Aceh. Seperti alat transportasi terbatas, kondisi alam atau cuaca, kemurahan nelayan Aceh atas aksi kemanusiaan, dan lainnya.
Sebanyak 119 warga etnis Rohingya kembali terdampar di Aceh, kali ini mereka mendarat Desa Bluka Tebai, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Rabu (16/11/2022). Foto: Dok. Istimewa