123 Pendemo Omnibus Law Reaktif Corona, Kasus Diprediksi Melesat 2 Pekan Lagi

13 Oktober 2020 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah buruh bersama Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa se-Sukabumi melakukan aksi unjuk rasa di lapangan Merdeka, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (7/10).  Foto: Iman Firmansyah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah buruh bersama Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa se-Sukabumi melakukan aksi unjuk rasa di lapangan Merdeka, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (7/10). Foto: Iman Firmansyah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Satgas COVID-19 prihatin dengan banyaknya demonstran aksi unjuk rasa tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja yang reaktif corona berdasarkan hasil rapid test.
ADVERTISEMENT
Dari data sementara yang diterima Satgas COVID-19, terdapat 123 demonstran dari 6 provinsi yang hasil tesnya reaktif. Terbanyak berasal dari DKI Jakarta.
"Dari data sementara, massa yang diamankan oleh polisi TNI yang mengawal jalannya demonstrasi di beberapa provinsi. Satgas sangat memprihatinkan dengan ditemukannya 21 dari 253 demonstran reaktif di Sumatera Utara," jelas juru bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (13/10).
Prof Wiku Adisasmito. Foto: BNPB
Selain Sumut, Wiku juga membeberkan ditemukannya sejumlah demonstran yang reaktif di DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selataan, Jawa Barat, dan DIY.
"34 dari 1.192 demonstran reaktif di DKI Jakarta, 24 dari 650 demonstran reaktif di Jatim, 30 dari 261 demonstran reaktif di Sulsel, 13 dari 39 demonstran reaktif di Jabar, 1 dari 95 orang yang diamankan reaktif di DIY," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pihaknya masih menunggu hasil laporan dari Satgas COVID-19 di Jawa Tengah berapa banyak demonstran yang reaktif.
Massa aksi unjuk rasa menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di dekat Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (8/10). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Massa yang reaktif ini berasal dari dua kelompok yang menyampaikan aspirasinya secara terbuka dalam aksi demonstrasi, Kamis (8/10) kemarin, yakni mahasiswa dan buruh.
Wiku menyampaikan pemerintah ikut mengantisipasi lonjakan kasus corona dalam 2-3 minggu ke depan di berbagai daerah, terutama antar pedemo yang ikut demonstrasi.
"Ini adalah cerminan puncak gunung es dari hasil pemeriksaan, yang contoh kecil saja bahwa virus ini bisa menyebar cepat dan meluas. Angka ini diprediksi akan meningkat 2-3 minggu ke depan, karena peluang penularan COVID dari demonstran yang positif ke demonstran lainnya," tutup Wiku.