13.800 Narapidana di Jawa Tengah Mulai Divaksin

28 Juli 2021 15:57 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksinasi napi di Lapas Kedungpane Semarang bekerja sama dengan TNI Polri. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Vaksinasi napi di Lapas Kedungpane Semarang bekerja sama dengan TNI Polri. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seluruh narapidana atau warga binaan di lembaga pemasyarakatan di seluruh Jawa Tengah mulai disuntik vaksin corona. Total ada 13.800 narapidana di provinsi tersebut.
ADVERTISEMENT
Kepala Kanwil Kemenkumham Jateng, Yuspahruddin, mengatakan vaksinasi bagi napi dilakukan lantaran mereka masuk dalam kelompok rentan terpapar virus corona.
"Kenapa vaksinasi warga binaan inisiatif semangat dilaksanakan? Untuk protokol kesehatan, memakai masker, masker, cuci tangan kita siapkan. Tapi ketika jaga jarak, tidak bisa dilaksanakan karena kondisi lapas overload atau kelebihan kapasitas," ujar Yuspahruddin di Lapas Kedungpane Semarang, Rabu (28/7).
Vaksinasi napi di Lapas Kedungpane Semarang bekerja sama dengan TNI Polri. Foto: kumparan
Dia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi terhadap warga binaan ini bekerja sama dengan TNI dan Polri.
"Vaksinator dan tenaga kesehatan dari TNI dan Polri diperbantukan dalam melaksanakan vaksinasi untuk warga binaan," jelas dia.
Di Lapas Kedungpane Semarang ada 1.500 napi yang akan menjalani vaksinasi selama dua hari pada tanggal 28 dan 29 Juli 2021.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudahan berjalan lancar dan wilayah lain nanti ada Ambarawa, Brebes, Pekalongan, Sragen, Kudus, Boyolali, Demak, Pati hingga semuanya merata," tegas dia.
Vaksinasi napi di Lapas Kedungpane Semarang bekerja sama dengan TNI Polri. Foto: kumparan
Ia pun berharap vaksin corona yang diberikan kepada puluhan ribu narapidana tersebut akan memberikan dampak positif.
"Dengan dilaksanakan vaksinasi mudah-mudahan warga binaan di seluruh lapas nanti akan terselamatkan dan terjaga kesehatannya terhadap terpaparnya COVID-19," kata Yuspahruddin.