152 Anak Gangguan Ginjal Misterius, Guru Besar UI Minta RS Investigasi

18 Oktober 2022 10:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gangguan ginjal pada ibu hamil. 
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gangguan ginjal pada ibu hamil. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat penambahan kasus gangguan ginjal akut misterius yang cukup signifikan. Terbaru sudah ada 152 kasus yang dilaporkan dari 14 provinsi.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal ini, Prof. Tjandra selaku Guru Besar FK UI memberi masukan mengenai langkah pencegahan yang harus dilakukan.
“Nah yang perlu dilakukan nomor satu adalah kita mesti klarifikasi dulu, apakah memang terjadi peningkatan kasus atau tidak. Karena penyakit gangguan ginjal akut kan akan terjadi dari waktu ke waktu. Jadi dibandingkan dulu angka sekarang dengan angka tahun lalu, misalnya. Atau angka bulan sebelumnya,” ujarnya kepada kumparan, dikutip Selasa (18/10).
“Ini kan kebetulan semua yang gangguan ginjal akut ada di rumah sakit, jadi sebenarnya bisa di cek data rumah sakit. Tidak terlalu sulit data rumah sakit bulan ini berapa, bulan sebelumnya berapa, bulan yang sama tahun sebelumnya berapa. Jadi apakah ada peningkatan apa tidak,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Jika dari data yang dikumpulkan terbukti peningkatannya, maka laporan serta observasi lebih lanjut harus dilakukan. Data yang terkumpul dapat digunakan untuk menyelidiki lebih lanjut penyebab dibalik meningkatnya angka kasus gangguan ginjal akut yang terjadi.
“Sekali lagi karena kasus ini ada di rumah sakit, maka datanya kan relatif lengkap. Jadi bisa dicari lebih lengkap apa saja data anak-anak yang sakit itu secara rinci. Teman teman dokter ahli anak saya sarankan untuk mengkompilasi datanya,” lanjut Prof. Tjandra.
Observasi terkait perilaku dan kebiasaan pasien juga perlu dilakukan. Faktor lingkungan tempat tinggal dan kebiasaan warga sekitar dapat menjadi informasi penting guna mencari tahu lebih dalam mengenai kemungkinan penyebab peningkatan ini.
“Kita belum tahu seperti apa, jadi maskud saya yang ingin saya sampaikan adalah kita cari sekarang dikejar baik di anak anak itu di rumah sakit dan sekitarnya. Juga rumah tinggalnya lingkungannya,” tukasnya.
ADVERTISEMENT
Namun, sebelum alasan dan penyebab jelasnya ditemukan, Prof. Tjandra beranggapan bahwa langkah terbaik yang dapat dilakukan masyarakat adalah menunggu dan tidak sembarang mengambil kesimpulan.
Untuk sementara, ada dua hal yang bisa dilakukan masyarakat sambil menunggu laporan lebih lanjut dari badan yang berwenang. Pertama, memastikan setiap anak mendapatkan perawatan intensif yang maksimal untuk menunjang kesembuhan.
Kedua adalah tetap waspada dan segera berkonsultasi dengan petugas kesehatan yang terpecaya jika terdapat gejala yang dicurigai sebagai gangguan ginjal akut. Gejala seperti demam, produksi air seni yang berkurang, merupakan beberapa gejala yang perlu diwaspadai.
Dugaan Penyebab dan Gejala
Kemungkinan penyebab yang disampaikan Dinkes DKI terkait hal ini antara lain:
Penyebab infeksi ini yang sudah terdeteksi adalah infeksi:
ADVERTISEMENT
Apa saja gejala anak pengidap gangguan ginjal misterius?
Gejala awal: Demam, diare, batuk dan muntah
Gejala lanjutan: Jumlah Urine dan BAK berkurang, badan membengkak, penurunan kesadaran, dan sesak napas.
Reporter: Andin Danaryati