16,5 Hektar Lahan di 3 Desa Disiapkan untuk Rumah Baru Korban Gempa Cianjur
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketiga titik lokasi itu berada di Desa Sirnagalih, Kacamatan Cilaku seluas 2,5 hektar; Desa Mande, Kecamatan Mande seluas 4 hektar; dan di Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, seluas 10 hektar.
Koordinator Bidang Peringatan Dini Kebencanaan (EEWS) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sigit Pramono mengatakan, tim BMKG masih melakukan survei dua lokasi yang rencananya akan dijadikan tempat relokasi bagi korban terdampak gempa di Kabupaten Cianjur.
"Hingga saat ini survei lahan yang direncanakan sebagai tempat relokasi masih dilakukan. Hasil survei tersebut akan menjadi dasar pertimbangan yang akan disampaikan kepada Pemkab Cianjur dalam hal pembangunan hunian tetap," kata Sigit di Pendopo Kabupaten Cianjur, Selasa (29/11).
Proses survei atau kajian, kata Sigit, terdapat urutan yang harus dilakukan tim. Tahap pertama diawali diskusi dan rekomendasi dari pemerintah daerah calon wilayah yang akan dijadikan tempat relokasi.
ADVERTISEMENT
"Selanjutnya kita akan akan menindaklanjuti dengan menyesuaikan jenis metode dan pengukuran langsung di lapangan," tutur Sigit.
Selanjutnya dilakukan koleksi data sampai akhirnya tim BMKG memperoleh data dan informasi. Kemudian akan di-review pimpinan di tingkat BMKG.
Sedangkan untuk lahan di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, sebut Sigit, sudah dilakukan kajian. Hanya nanti akan disampaikan juga secara resmi hasil kajiannya.
"Nanti akan disampaikan secara resmi pimpinan ke Pemkab Cianjur," ucapnya.
Bupati Cianjur Herman Suherman menyebut akan memprioritaskan hunian di tempat relokasi bagi warga yang lahan bangunan rumahnya berada di daerah rawan. Artinya, lahan permukiman warga itu berada tepat di jalur lempengan.
"Kita prioritaskan yang lokasinya tidak boleh dibangun karena berada di lempengan. Titik lempengan patahan gempa itu berada di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang. Di Desa Sarampad itu tidak boleh dibangun kembali. Harus direlokasi," kata Herman.
ADVERTISEMENT