18 Orang Tewas dalam Penggerebekan Polisi di Rio de Janeiro, Brasil

22 Juli 2022 8:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang polisi ikut serta dalam operasi di favela Complexo do Alemao di Rio de Janeiro, Brasil. Foto: Silvia Izquierdo/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Seorang polisi ikut serta dalam operasi di favela Complexo do Alemao di Rio de Janeiro, Brasil. Foto: Silvia Izquierdo/AP Photo
ADVERTISEMENT
Sedikitnya 18 orang tewas dalam bentrokan dengan polisi di area permukiman kumuh padat penduduk di Alemao, Rio de Janeiro, Brasil, pada Kamis (21/7/2022).
ADVERTISEMENT
“Seorang aparat kepolisian dan seorang wanita yang tinggal di daerah itu termasuk di antara 18 orang yang tewas di Complexo do Alemão pada hari Kamis, sementara 16 lainnya diyakini sebagai anggota kelompok kriminal terorganisir,” beber seorang juru bicara pihak kepolisian dalam sebuah konferensi pers.
Alemao adalah salah satu kompleks permukiman kumuh padat penduduk (favela) di Kota Rio de Janeiro. Favela terdiri dari rumah-rumah gubuk yang letaknya saling berhimpitan. Di area ini, sekitar 70.000 warga hidup saling berdempetan.
Menurut sebuah studi yang dirilis oleh Institut Analis Sosial dan Ekonomi Brasil pada Juli 2020, hampir tiga perempat penduduk di area itu dihuni oleh orang-orang berkulit hitam atau terdiri dari dua kelompok ras.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah pernyataan dari angkatan militer Brasil, dijelaskan bahwa tim taktis dari kepolisian militer Rio de Janeiro menggerebek favela dengan tujuan untuk menangkap kelompok kriminal yang diduga terlibat dalam pencurian kargo dan perampokan bank.
Sekitar 400 orang aparat kepolisian dikerahkan beserta empat pesawat dan 10 kendaraan lapis baja dalam penggerebekan itu.
Namun, kedatangan aparat kepolisian ini tidak memberikan rasa aman bagi para penduduk yang ada di area tersebut. Situasi berubah menjadi anarkis.
Seorang wanita berteriak memprotes operasi polisi yang mengakibatkan banyak kematian, di Complexo do Alemao favela di Rio de Janeiro, Brasil. Foto: Silvia Izquierdo/AP Photo
“Ini adalah pembantaian di dalam sana, yang disebut polisi sebagai penugasan (operasi),” kata seorang wanita yang tak ingin disebutkan identitasnya kepada kantor berita The Associated Press. Wanita itu takut, informasinya akan disalahgunakan oleh pihak berwenang.
“Mereka tidak membiarkan kami membantu (korban),” tambahnya. Ia mengatakan ada seorang pria yang ditangkap aparat usai mencoba membantu orang di dekatnya.
ADVERTISEMENT
Setelah penggerebekan, penduduk setempat tampak menuntun para korban yang terluka ke kendaraan-kendaraan untuk dibawa ke rumah sakit.
Aparat kepolisian yang ada di sana hanya mengawasi. Seorang aktivis dari Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Anacrim, Gilberto Santiago Lopes, mengatakan polisi-polisi itu menolak membantu.
“Kami harus membawa mereka pergi dengan truk minuman, dan kemudian menandai penduduk setempat di mobil mereka untuk membawa mereka ke rumah sakit,” kata Lopes. “(Polisi) tidak bertujuan untuk menangkap mereka, mereka bertujuan untuk membunuh mereka, jadi jika mereka terluka, mereka pikir mereka tidak pantas mendapatkan bantuan,” tandasnya.
Penggerebekan pada Kamis pekan ini merupakan operasi polisi fatal terbaru yang terjadi di Kota Rio de Janeiro. Situasi ini pun memicu kekhawatiran dari para aktivis pembela HAM.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah pernyataan, kantor pembela umum negara bagian Brasil mengatakan ada tanda-tanda pelanggaran HAM yang besar dan kemungkinan ini menjadi salah satu operasi dengan jumlah kematian tertinggi di Rio de Janeiro.
Terkait hal ini, Presiden Brasil Jair Bolsonaro memiliki pemikiran yang lain. Bolsonaro membela taktik kepolisian dalam memerangi kejahatan terorganisir. Bahkan sebelumnya, ia sempat berkata bahwa para gangster harus mati dibasmi seperti kecoak.
Komitmen Bolsonaro pun didukung oleh gubernur wilayah Rio de Janeiro, Claudio Castro. Meski banyak korban jiwa yang berjatuhan dalam bentrokan tersebut, namun Castro menganggap kejahatan tetap harus dituntaskan.
“Saya akan terus memerangi kejahatan dengan seluruh kekuatan saya. Kami tidak akan mundur dari misi menjamin perdamaian dan keamanan bagi rakyat negara bagian kami,” kata Castro dalam cuitannya di Twitter.
ADVERTISEMENT