2,3 Juta Warga DKI Belum Divaksin, Alasannya Karena Takut Disuntik

20 September 2021 18:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksin yang digunakan saat vaksinasi di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Selasa (31/8/2021). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Vaksin yang digunakan saat vaksinasi di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Selasa (31/8/2021). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Angka vaksinasi di Jakarta cukup tinggi. Meski begitu masih ada 2,3 juta warga yang belum divaksin.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengungkapkan jumlah tersebut didapat dari perpaduan data KPCPEN dengan Disdukcapil.
"Dari data KPCPEN, di overlay dengan data dari tim Dinas Dukcapil kemudian teridentifikasi ada sekitar 2.3 juta yang belum tervaksin," kata Widyastuti kepada wartawan, Senin (20/9).
Salah satu alasan warga enggan vaksinasi ialah karena takut disuntik vaksin. Mereka khawatir jika memiliki komorbid yang bisa berefek samping dengan vaksin.
"Faktor pertama memang masih takut atau khawatir disuntik, alasannya komorbid tertentu. Tentu ini kita jelaskan bahwa kita mempunyai banyak pilihan vaksin yang relatif lebih aman," kata Widyastuti kepada wartawan, Senin (20/9).
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Menurut Widyastuti untuk dapat menyelesaikan hal itu perlu kerja sama semua pihak. Sebab mereka yang punya komorbid justru perlu imunitas dari vaksin.
ADVERTISEMENT
"Yang kita khawatirkan apakah yang punya komorbid tertentu tadi akan terbentuk imunitas, ini tentu yang harus kita pastikan. Jadi kita perlu kerja keras bersama segenap elemen masyarakat untuk menyelesaikan," kata Widyastuti.
Selain itu juga ada faktor domisili dalam vaksinasi yang ada di Jakarta. Menurut Widyastuti tidak semua yang terdata sebagai warga Jakarta masih tinggal di DKI.
"Ada yang sudah pindah, apakah itu tugas di luar negeri atau sekolah di luar negeri ataupun pindah di luar DKI masih di Indonesia tetapi KTP-nya masih melekat. Nah, tentu ini menjadi PR kita untuk bersinergi dengan tim pusat karena bisa saja beliau-beliau ini disuntiknya bukan di Jakarta tapi di mana saat itu bertempat tinggal," kata Widyastuti.
ADVERTISEMENT
Terkait stok vaksin, Widyastuti mengatakan jumlahnya cukup. Namun masyarakat diminta untuk tidak memilih-milih saat vaksinasi.
"Itu tentu sudah melalui standar kajian yang terekomendasi oleh WHO dan Kementerian Kesehatan. Jadi kalau misal ada yang tertentu maunya jenis Sinovac tapi adanya Pfizer, ya kita pakai Pfizer. Jadi kita untuk Pfizer, Moderna, Sinovac, ada tapi tidak banyak. Tentu sesuai dengan stok di DKI," kata Widyastuti.
Ia meminta masyarakat percaya dengan vaksinator. Sebab mereka pasti memahami vaksin mana yang tepat bagi penerima vaksin.
"Karenanya, kami mengimbau kepada warga, apapun jenis vaksin yang diberikan adalah yang paling tepat bagi klien atau masyarakat, jadi bukan inginnya," kata Widyastuti.
"Sehingga, apapun jenis vaksinnya insyaallah bermanfaat," tambah dia.
ADVERTISEMENT