2.484 Pasien COVID Meninggal Selama Omicron, Komorbid Terbanyak Diabetes Melitus

25 Februari 2022 10:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
petugas kesehatan merawat pasien corona di ruang ICU di sebuah rumah sakit pemerintah di Jakarta, Selasa (30/6). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
petugas kesehatan merawat pasien corona di ruang ICU di sebuah rumah sakit pemerintah di Jakarta, Selasa (30/6). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kondisi COVID-19 di Indonesia terus menunjukkan tren membaik di tengah gelombang varian Omicron. Meski begitu, jumlah kematian pasien corona setiap harinya masih terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Hingga 19 Februari 2022, dari 2.484 pasien yang meninggal akibat COVID-19, sebanyak 73 persen di antaranya belum divaksinasi lengkap. Kemudian 53 persen dari pasien meninggal tersebut adalah lansia dan 46 persen memiliki komorbid.
“Dari data yang sudah dikaji hingga 19 Februari lalu, risiko kematian tertinggi masih terjadi pada pasien yang belum menerima vaksinasi lengkap, lansia, dan yang memiliki komorbid," ujar juru bicara Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, dalam keterangannya, Jumat (25/2).
"Komorbid terbanyak yang ditemukan di pasien meninggal adalah diabetes melitus dan bahkan 21 persen pasien memiliki komorbid lebih dari satu,” lanjutnya.
Meski begitu, Nadia menyebut tren rasio kematian (case fatality rate/CFR) mingguan per 22 Februari 2022 juga mengalami penurunan 6,61% dari minggu sebelumnya. CFR nasional per minggunya kini berada di posisi 2,85 persen.
ADVERTISEMENT
Pekerja membuat lubang makam untuk jenazah kasus COVID-19 di TPU khusus COVID-19 di Jombang, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (23/2/2022). Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
Kasus kematian per 23 Februari di posisi 227 per hari, jauh lebih sedikit dibandingkan puncak kematian pada gelombang Delta 27 Juli 2021, yang mencatat hingga 2.069 kematian per harinya.
Nadia pun mendorong masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti lansia dan komorbid, untuk segera mendapatkan suntikan vaksin corona penuh dua dosis. Termasuk mendapatkan suntikan booster apabila sudah divaksin lengkap.
Ia menekankan dengan pemberian vaksin ini dapat memperkecil peluang seseorang terinfeksi COVID-19 varian Omicron yang lebih menular. Sekaligus juga mengurangi risiko dirawat di rumah sakit.
“Upaya-upaya penanganan dan pencegahan COVID-19 yang dilakukan pemerintah adalah untuk menekan risiko kematian bagi penduduk akibat infeksi COVID-19. Tidak hanya menjaga ketahanan fasilitas pelayanan kesehatan, kita juga terus memperluas dan mempercepat cakupan vaksinasi nasional untuk melindungi kelompok rentan,” tegas Nadia.
ADVERTISEMENT
Kabar baiknya, per Kamis (24/2), jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit juga masih stabil di posisi 38 persen sejak Minggu (20/2) kemarin.
“Hingga Rabu (23/2), jumlah kejadian rawat inap RS untuk pasien COVID-19 per minggunya berada di 9,02/100.000 penduduk. Angka ini masih sangat memadai dibanding puncak perawatan pasien saat gelombang Delta 17 Juli 2021 lalu yang mencapai 33,69/100.000 penduduk,” tutup Nadia.