2 Ibu Hamil di Jember Ditandu ke Puskesmas untuk Melahirkan, 1 Meninggal Dunia

22 September 2021 13:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dua ibu hamil di Jember terpaksa harus ditandu saat hendak melahirkan. Tandu terpaksa digunakan karena tidak ada akses jalan yang memadai untuk dilewati kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu dialami oleh warga ujung timur Kabupaten Jember yang berada di kawasan terpencil, tepatnya Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo pada Selasa (21/9). Videonya pun diunggah di media sosial dan menjadi perbincangan.
Penjabat (Pj) Kepala Desa Mulyorejo Dedeh Sugiyanto membenarkan dua ibu hamil dalam rekaman video itu adalah warganya.
“Video pertama itu terjadi sekitar jam 8 pagi hari ini. Beliau adalah warga Dusun Baban Tengah, atas nama Rosida Sari,” ujar Dedeh saat dikonfirmasi kumparan, Selasa (21/9).
Dedeh mengatakan, Rosida harus ditandu oleh belasan warga menuju tempat persalinan. Tak hanya jalan yang rusak, jembatan penghubung ke jalan aspal menuju Puskesmas juga sedang tidak dapat dilewati kendaraan.
“Jembatan itu sedang direnovasi sejak 4 hari yang lalu. Sebenarnya ada jalan alternatif, tetapi juga rusak karena terkena hujan,” ungkap Dedeh.
ADVERTISEMENT
Beruntung, nyawa sang ibu Rosida berhasil tertolong. Ia melahirkan bayi laki-laki dalam kondisi sehat.
Kondisi berbeda dengan ibu hamil kedua. Nyawanya tidak dapat tertolong. Meskipun warga berupaya sekuat tenaga menandu ke tempat persalinan, tapi dia meninggal dua saat berjuang hendak melahirkan.
Dalam kondisi kritis, ibu hamil mengalami kesulitan karena ari-arinya tertinggal di dalam janin.
“Nyawa ibu hamil itu tidak tertolong karena terlalu lama perjalanan dibawa ke puskesmas. Sedangkan bayinya selamat,” ujar Dedeh.
Dedeh mengaku masih berusaha mencari tahu identitas ibu hamil yang meninggal itu, karena ia baru mengetahui berdasarkan laporan perangkat desa.
Perihal identitas memang menjadi persoalan unik di Jember. Sebab, umum berlaku di lingkungan dengan kebudayaan Madura, sapaan untuk warga memakai nama dari anak.
ADVERTISEMENT
“Saya kurang tahu namanya, dia warga Dusun Baban Timur,” sergah Dedeh.
Dusun Baban Timur berada di lereng pegunungan, nyaris terisolasi karena akses jalan yang sulit dilalui kendaraan roda dua sekalipun. Hanya mobil atau motor off road yang bisa dipakai di sana.
“Jangankan mobil, motor biasa saja susah tembus,” tutur Dedeh.
Sejak lama bidan desa setempat berusaha mengatasi kesulitan persalinan. Caranya dengan menyarankan agar ibu hamil dibawa ke Puskesmas sebelum ada tanda-tanda akan melahirkan.
Biasanya, beberapa waktu sebelum hari perkiraan lahir (HPL) tiba, warga sudah mengantar ibu hamil ke Puskesmas. Tujuannya agar tidak kerepotan untuk proses persalinan.
Namun, kondisi pandemi COVID-19 diduga kuat membuat warga takut berangkat ke Puskesmas terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
“Entah karena jauh dari rumah atau takut corona? Namanya juga mereka orang awam,” pungkas Dedeh.
==