202 Dokter Gugur karena Corona, IDI Memohon Masyarakat Hindari Kerumunan

15 Desember 2020 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dokter dan paramedis. Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dokter dan paramedis. Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan hingga pertengahan Desember 2020, sudah ada 202 dokter dan 15 dokter gigi yang wafat akibat virus corona. Angka tersebut terdiri dari 107 dokter umum, 92 dokter spesialis, 2 residen, dan satu dokter lainnya masih dalam proses verifikasi.
ADVERTISEMENT
"Dari 202 dokter tersebut, ada 11 orang yang merupakan guru besar," kata Tim Mitigasi PB IDI, dokter Adib Khumaidi, dalam keterangannya, Selasa (15/12).
Adib menuturkan, kenaikan jumlah kematian tenaga medis ini merupakan dampak dari peningkatan pasien COVID-19, baik yang dirawat atau yang tanpa gejala (OTG). Pilkada yang baru digelar juga berpotensi meningkatkan angka penularan corona.
"Kami mengimbau masyarakat dan kepala daerah serta pendukungnya untuk menghindari proses aktivitas yang melibatkan kerumunan massa," tutur Adib.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Moh. Adib khumaidi, SpOT Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
"Dan bagi setiap orang untuk memeriksakan kesehatannya jika terdapat gejala dan melakukan testing meskipun tanpa gejala," lanjutnya.
Adib berharap, pemimpin daerah yang terpilih di pilkada juga memprioritaskan penanganan pandemi di wilayahnya. Salah satunya dengan meningkatkan upaya preventif dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan serta melindungi para tenaga medis dan kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Meski vaksin sudah tersedia, namun untuk perlindungan maksimal, setiap orang harus tetap menjalankan protokol kesehatan karena situasi penularan COVID-19 sudah tidak terkendali," ungkap Adib.
"Dengan mengabaikan protokol kesehatan, Anda tidak hanya mengorbankan keselamatan diri, tapi juga keluarga dan orang terdekat, termasuk orang di sekitar," pungkasnya.
Selain 202 dokter, ada ratusan tenaga medis lainnya yang gugur akibat COVID-19. Sejak Maret 2020 hingga pertengahan Desember, sudah ada 142 perawat yang meninggal.
Berikut datanya berdasarkan dari provinsi:
ADVERTISEMENT