202 Dokter Gugur karena Corona, IDI Memohon Masyarakat Hindari Kerumunan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Dari 202 dokter tersebut, ada 11 orang yang merupakan guru besar," kata Tim Mitigasi PB IDI, dokter Adib Khumaidi, dalam keterangannya, Selasa (15/12).
Adib menuturkan, kenaikan jumlah kematian tenaga medis ini merupakan dampak dari peningkatan pasien COVID-19 , baik yang dirawat atau yang tanpa gejala (OTG). Pilkada yang baru digelar juga berpotensi meningkatkan angka penularan corona.
"Kami mengimbau masyarakat dan kepala daerah serta pendukungnya untuk menghindari proses aktivitas yang melibatkan kerumunan massa," tutur Adib.
"Dan bagi setiap orang untuk memeriksakan kesehatannya jika terdapat gejala dan melakukan testing meskipun tanpa gejala," lanjutnya.
Adib berharap, pemimpin daerah yang terpilih di pilkada juga memprioritaskan penanganan pandemi di wilayahnya. Salah satunya dengan meningkatkan upaya preventif dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan serta melindungi para tenaga medis dan kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Meski vaksin sudah tersedia, namun untuk perlindungan maksimal, setiap orang harus tetap menjalankan protokol kesehatan karena situasi penularan COVID-19 sudah tidak terkendali," ungkap Adib.
"Dengan mengabaikan protokol kesehatan, Anda tidak hanya mengorbankan keselamatan diri, tapi juga keluarga dan orang terdekat, termasuk orang di sekitar," pungkasnya.
Selain 202 dokter, ada ratusan tenaga medis lainnya yang gugur akibat COVID-19. Sejak Maret 2020 hingga pertengahan Desember, sudah ada 142 perawat yang meninggal.
Berikut datanya berdasarkan dari provinsi:
ADVERTISEMENT