21 Ribu Warga Masih Mengungsi Akibat Banjir Jabodetabek-Lebak

11 Januari 2020 9:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah warga yang terkena dampak banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Rumah warga yang terkena dampak banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Lebih dari sepekan banjir dan longsor di Jabodetabek dan Lebak, Banten, terjadi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat di hari ke-11, Sabtu (11/1), sebanyak 21.722 orang masih mengungsi.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo, mengatakan pengungsi tersebut tersebar di berbagai daerah. Paling banyak, hingga Sabtu pukul 06.00 WIB, pengungsi berada di wilayah Kabupaten Bogor.
"Jumlah pengungsian tertinggi berada di Kabupaten Bogor sejumlah 15.003 jiwa dan yang terendah di Jakarta Timur sejumlah 29 jiwa," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya.
Rinciannya adalah Kota Bekasi sebanyak 65 orang pengungsi; Kabupaten Bogor 15.003 pengungsi; Jakarta Timur 29 pengungsi; Jakarta Selatan 950 pengungsi; Lebak 5.627 pengungsi; dan Kota Depok 48 pengungsi.
Foto areal kondisi Desa Adat Urug pascabencana tanah longsor dan banjir bandang di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/1/2020). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Sementara itu, sebanyak tujuh wilayah lainnya yang sempat terdampak banjir pada Rabu (1/1) sudah tak ada pengungsi. Yakni Kabupaten Bekasi; Kota Tangerang; Kota Tangerang Selatan; Jakarta Barat; Jakarta Utara; Jakarta Pusat; dan Kota Bogor.
ADVERTISEMENT
BNPB pada Jumat (10/1) mendistribusikan bantuan peralatan untuk membantu distribusi logistik dan penyeberangan di Bogor dan Lebak. Masing-masing daerah mendapatkan bantuan tambahan berupa satu perahu katamaran, empat dayung, dan satu unit mesin perahu 25 PK.
Kerusakan akibat longsor dan banjir bandang di Desa Adat Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/1/2020). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
"Masyarakat diimbau untuk selalu siap siaga dengan membuat rencana antisipasi bencana, mencatat nomor telepon penting, membentuk komunitas siaga bencana dengan melakukan kegiatan gotong royong seperti kerja bakti, menentukan jalur evakuasi dan titik kumpul aman," ujar Agus.
Selain itu, masyarakat diminta mempersiapkan perbekalan untuk tiga hari dengan Tas Siaga Bencana dan mengamankan dokumen penting. Apabila menemukan tanggul rusak atau bocor diminta segera melaporkannya ke kelurahan, kecamatan, atau BPBD setempat.