21 Warga Desa Dukuh di Magetan Keracunan, Diduga Usai Santap Makanan Hajatan

1 Maret 2024 20:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
21 warga Desa Dukuh, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, mengalami keracunan massal usai menyantap makanan dari acara Hajatan Selamatan Selapan Bayi di rumah salah satu warga. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
21 warga Desa Dukuh, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, mengalami keracunan massal usai menyantap makanan dari acara Hajatan Selamatan Selapan Bayi di rumah salah satu warga. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sebanyak 21 warga Desa Dukuh, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, muntah-muntah. Diduga mereka keracunan..
ADVERTISEMENT
Selain mual dan muntah, mereka juga mengaku pusing, demam, diare, hingga lemas usai menyantap hidangan nasi berkat di acara Hajatan Selamatan Selapan Bayi di rumah salah satu warga pada Rabu (28/2) malam.
Kapolsek Lembeyan Magetan, AKP Sunarto, mengatakan pihaknya masih kesulitan mencari sampel makanan untuk mengetahui penyebab keracunan tersebut.
"Makanannya telah habis, peristiwanya terjadi pada Rabu (28/2) malam," ujar Sunarto, Jumat (1/3).
Sunarto menerangkan, dari 21 orang itu, lima orang di antaranya dirawat di Puskesmas Lembeyan. Satu orang berobat jalan dan 15 lainnya dalam pemantauan oleh bidan desa setempat.
"Dugaan sementara keracunan akibat makanan yang diolah kurang layak konsumsi. Pengolahan kurang bersih, atau bumbu makanan sudah kedaluwarsa," terangnya.
21 warga Desa Dukuh, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, mengalami keracunan massal usai menyantap makanan dari acara Hajatan Selamatan Selapan Bayi di rumah salah satu warga. Foto: Dok. Istimewa
Sunarto menjelaskan, pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Lembeyan dan Kades Dukuh untuk menyelidiki keracunan massal tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk mengecek dan menjaga kebersihan bahan makanan yang disajikan agar terhindar dari racun.
"Kami mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih bumbu maupun bahan makanan," jelasnya.
"Tidak ada korban jiwa yang meninggal dalam peristiwa keracunan massal ini," tambahnya.
Sementara itu, salah satu korban, Panut (50), mengatakan dirinya merasa pusing, mual, hingga diare usai makan nasi kotak dari hajatan tersebut bersama anak dan istrinya.
"Awalnya dari hajatan kelahiran bayi di lingkungan sekitar pada Rabu malam (28/2). Tapi makan nasi berkat pada Kamis (29/2)," kata Panut.
Punut menjelaskan, dirinya mendapat undangan syukuran kelahiran tetangganya itu bersama sekitar 18 orang lain yang hadir.
"Setelah selesai bacakan doa syukuran kami pulang dan dapat nasi kotak. Setelah sampai di rumah besoknya makan nasi kotak yang berisi nasi, ayam, urap, dan sambal," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kondisi Panut sendiri sudah mulai membaik. Sedangkan anak dan istrinya masih dirawat di Puskesmas Lembeyan.
"Makan sekeluarga. Anak istri, selesai makan selang setengah jam makan pusing-pusing, diare. Tak tahan akhirnya kami ke puskesmas," pungkasnya.