22 Tewas Saat Ricuh di Papua, Terbanyak Warga Sipil yang Tak Demo

24 September 2019 9:00 WIB
comment
26
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mengungsi di Mapolres Jayawijaya saat terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Marius Wonyewun
zoom-in-whitePerbesar
Warga mengungsi di Mapolres Jayawijaya saat terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Marius Wonyewun
ADVERTISEMENT
Polda Papua mencatat total 22 orang tewas dalam kericuhan di Wamena, dan Jayapura, Papua. Polri mengatakan, korban yang paling banyak tewas adalah warga yang tak ikut berunjuk rasa.
ADVERTISEMENT
“Sudah ada 22 orang meninggal. Korban terbanyak dari masyarakat yang tak berdemo,” kata Kabid Humas Polda Papua AM Kamal kepada kumparan, Selasa (24/9).
Kamal mengatakan, rumah 22 korban jadi sasaran amukan massa, salah satunya ada yang terjebak saat rumahnya dibakar.
Pengendara melintasi Kantor Bupati Jayawijaya yang terbakar saat aksi unjuk rasa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Marius Wonyewun
“Mereka ada satu keluarga yang terjebak dibakar massa rumahnya,” ujar Kamal.
Sebelumnya disebutkan, 16 orang tewas dan 66 lainnya terluka dalam kericuhan tersebut. Dikutip dari Bumi Papua, Dandim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Chandra Dianto, menyebutkan 16 orang yang meninggal dunia adalah warga sipil.
“Untuk aparat di Wamena tidak korban jiwa,” katanya, Senin (23/9).
Lanjut Chandra, ke-16 jenazah saat ini masih berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena, termasuk korban yang mengalami luka ringan hingga luka berat.
ADVERTISEMENT
Polri juga mencatat, 1 personel TNI juga tewas dalam kericuhan tersebut.
Warga mengungsi di Mapolres Jayawijaya saat terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Wamena, Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Marius Wonyewun
Dedi mengatakan, kericuhan berawal saat mahasiswa eksodus dari luar Papua dikembalikan ke rumah masing-masing dari Universitas Cendrawasih. Namun entah apa penyebabnya, mahasiswa tersebut tiba-tiba menyerang petugas dengan senjata tajam.
“Mendadak mahasiswa tersebut sekitar pukul 13.00 WIT siang langsung menyerang secara membabi buta,” ujar Dedi.