24 Pasien Kabur dari Pusat Isolasi Ebola di Kongo

28 Desember 2018 1:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Medecins Sans Frontieres (MSF) berbicara dengan seorang pekerja di fasilitas isolasi, siap untuk menerima pasien yang terkena Ebola. (Foto: Reuters/Kenny Katombe)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Medecins Sans Frontieres (MSF) berbicara dengan seorang pekerja di fasilitas isolasi, siap untuk menerima pasien yang terkena Ebola. (Foto: Reuters/Kenny Katombe)
ADVERTISEMENT
Sebanyak 24 pasien melarikan diri dari Pusat Isolasi Ebola di Kota Beni, Republik Demokratik Kongo, Kamis (27/12). Kaburnya para pasien yang tengah menjalani karantina ebola terjadi setelah para demonstran yang menuntut penyelenggaraan pemilu menyerang pusat isolasi. .
ADVERTISEMENT
Juru bicara Kementerian Kesehatan, Jessica Ilunga, menyebut dari 24 pasien yang kabur, 17 di antaranya sudah dinyatakan negatif mengidap Ebola. Sementara, tujuh orang lainnya belum sempat menjalani tes.
Hingga saat ini, sudah ada tiga pasien yang kembali ke pusat. Sedangkan, para petugas kesehatan telah berusaha melakukan kontak 17 pasien yang dinyatakan negatif untuk mengoordinasikan kepulangan mereka.
"Pejabat kesehatan juga telah mengantongi alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi untuk empat pasien lainnya," kata Jessica.
Sementara itu, salah seorang pejabat kesehatan senior, Aruna Abedi, menyebut para pengunjuk rasa itu menggeledah pusat isolasi Ebola pada Kamis (27/12).
Petugas kesehatan membawa mayat korban Ebola untuk dimakamkan di pemakaman di Freetown, Sierra Leone, 21 Desember 2014. (Foto: Reuters/Baz Ratner)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan membawa mayat korban Ebola untuk dimakamkan di pemakaman di Freetown, Sierra Leone, 21 Desember 2014. (Foto: Reuters/Baz Ratner)
Unjuk rasa itu muncul sebagai tanggapan atas keputusan komisi pemilihan Kongo yang terbit Rabu (26/12). Dalam putusannya, Komisi Pemilihan Kongo tidak memasukkan Kota Beni, Butembo, dan daerah sekitarnya dalam pemilu presiden yang akan digelar pada Minggu (30/12). Komisi Pemilu berdalih bahwa daerah-daerah tersebut punya cacatan wabah Ebola.
ADVERTISEMENT
Wabah Ebola di Beni mencatat angka yang cukup mengkhawatirkan. Sejak Agustus lalu, 350 warga Beni tewas karena terjangkit Ebola.
Namun para demonstran mengatakan bahwa otoritas pemilu hanya membuat-buat alasan. Daerah-daerah yang tidak masuk wilayah pemilihan merupakan basis dari kandidat oposisi Emmanuel Ramazani Shadary.
Demonstasi yang berujung kekerasan ini berlangsung di berbagai wilayah dan menargetkan instansi pemerintahan. Tak hanya menyerang pusat isolasi Ebola, para pengunjuk rasa juga berusaha memasuki kantor penyelenggara pemilu. Namun, pasukan penjaga perdamaian telah mendorong mereka mundur.