25 Ribu Pekerja di Yogyakarta yang Sempat Dirumahkan Telah Kembali Bekerja

3 September 2020 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menjaga jarak sosial di tempat kerja. Foto: Dok. BRI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menjaga jarak sosial di tempat kerja. Foto: Dok. BRI
ADVERTISEMENT
Pandemi corona membuat banyak perusahaan merumahkan para pekerjanya. Hal itu juga terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Di DIY ada sekitar 32 ribu pekerja yang dirumahkan. Namun seiring berjalannya waktu, 80 persen pekerja yang dirumahkan atau 25.600 orang telah kembali bekerja.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DI Yogyakarta Aria Nugrahadi menjelaskan, 25 ribu pekerja yang kembali bekerja itu berasal dari 9 kelompok lapangan usaha yang artinya mencangkup semua klasifikasi lapangan usaha Indonesia (KLUI).
"Dari 32 ribu (pekerja) dirumahkan 80 persen rata-rata dari 9 kelompok lapangan usaha rata-rara 80 persen sudah dipekerjakan kembali," kata Aria saat dihubungi, Kamis (3/9).
Namun, Aria menjelaskan, meski sudah bekerja kembali masih ada kesepakatan antara pekerja dengan pemberi kerja. Misalnya, jam kerja belum full yang berimbas pada upah yang belum pada jumlah seperti sedia kala.
ADVERTISEMENT
"Kalau dulu kan betul-betul dirumahkan tidak bekerja. Kalau sekarang yang betul-betul dirumahan tidak bekerja tinggal 20 persen," ujar Aria.
Lanjutnya, dari data Disnakertrans para pekerja yang mengalami PHK juga sudah mulai bekerja. Mereka yang sebelumnya diberhentikan ternyata direkrut kembali oleh perusahaan setelah keadaannya membaik.
"Khusus yang PHK itu data terakhir Juli masih sekitar 1.800. Yang di bulan Agustus turun 1.100," kata Aria.
"Yang PHK menurun karena dipekerjakan kembali. Ketika perusahaan bisa beroperasi kembali, maka mereka memanggil kembali," ujarnya.
Pemda DI Yogyakarta juga terus memonitor perusahaan dalam hal perselisihan tenaga kerja agar diselesaikam secara baik.
Di sisi lain, bagi 20 persen pekerja yang masih dirumahkan, Pemda DI Yogyakarta akan memberikan tawaran apakah menunggu tetap dipangggil bekerja atau akan bekerja secara mandiri seperti membuat usaha.
ADVERTISEMENT
"Programnya penciptaan tenaga kerja mandiri. Menu usahanya ada tiga, yang pertama di sektor pertanian, perikanan, dan pengolahan makanan," kata Aria.
"Opsi itu karena kita punya data by name by address kita komunikasi. Setelah bisa jaring akan kita latih di balai latihan kerja yang DIY punya. Setelah pelatihan, karena posisi sulit akan ada modal awal ada subsidi modal berupa alat kerja," ujar Aria.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)