25 Tenaga Kesehatan RS Moewardi Solo Reaktif Virus Corona

11 Juli 2020 20:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis menunjukkan hasil negatif pada alat diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 usai memeriksa salah satu pedagang di Pasar Babadan, Semarang. Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis menunjukkan hasil negatif pada alat diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 usai memeriksa salah satu pedagang di Pasar Babadan, Semarang. Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
ADVERTISEMENT
Puluhan tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat di RSUD Moewardi Solo menjalani rapid test Hasilnya, terdapat 25 orang yang reaktif virus corona.
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, para tenaga kesehatan yang reaktif itu sudah ditindaklanjuti dengan menjalani PCR Test.
"Hari ini sudah di-rapid test dan ada yang reaktif. Saya minta dilakukan PCR dan hasilnya belum tahu. Laporan yang masuk, ada 25 tenaga kesehatan yang di-rapid dan ada reaktif. Sekarang kami sedang melakukan tindakan," kata Ganjar ditemui usai pemberian santunan bagi ahli waris tenaga medis yang gugur di Poltekes Semarang, Sabtu (11/7).
Menkes Terawan Agus Putranto (kanan) berbincang dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Foto: Dok. Humas Pemprov Jateng
Dugaan awal, para tenaga kesehatan itu terkontaminasi dari luar rumah sakit. Sebab, prosedur ketat sudah diterapkan di RS Moewardi.
"Dugaannya tertular dari luar. Kalau yang menangani ini (COVID-19) malah aman. Tapi yang mesti hati-hati ketika berada di luar. Kalau kemudian dari luar tertular, terus dibawa masuk ke rumah sakit, tidak sadar berhubungan dengan banyak orang, maka potensi itu bisa terjadi," terangnya.
ADVERTISEMENT
Terhadap adanya kasus reaktif itu, Ganjar memastikan pihaknya sudah mengambil langkah-langkah perbaikan. Pihak rumah sakit mulai mengurangi karyawan non-medis sebanyak 50 persen serta mengurangi jumlah kunjungan pasien.
"Kami juga meminta kapasitas pendidikan dokter muda dan residen juga dikurangi. Kami minta protokol kesehatan dilakukan makin ketat termasuk membatasi karyawan dan jumlah pengunjung," katanya.
Karyawan Senayan City Mall mengikuti rapid test saat mal mulai dibuka kembali. Foto: Senayan City Mall
Sementara 25 tenaga medis yang reaktif itu masih menunggu hasil PCR guna tindakan lebih lanjut.
"Ini kan dokter semua, sudah pasti paham, apakah nanti dirawat atau diisolasi. Kalau mereka nanti dengan gejala, pasti harus dirawat, tapi kalau tanpa gejala, bisa dilakukan treatment dengan cara-cara yang tepat," terangnya.
Kejadian adanya tenaga kesehatan yang tertular COVID-19 membuat Ganjar meminta masyarakat serius dalam menerapkan protokol kesehatan. Bahwa tidak hanya di pemerintahan, masyarakat maupun industri, rumah sakit juga bisa menjadi tempat penularan.
ADVERTISEMENT
"Maka kenormalan baru itu jangan hanya sekadar diomongkan tanpa kita bisa berdisiplin diri. Sekarang, COVID ini menularnya jauh lebih cepat, bahkan ada yang mengatakan itu sudah airbone meskipun harus dipastikan dulu," tegasnya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)