3 Hasil Investigasi Kasus Kebakaran Bus Gapura di Bandara Ngurah Rai

11 September 2019 15:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi bus yang tebakar di Area Airside Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi bus yang tebakar di Area Airside Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV Bali mengeluarkan tiga butir hasil investigasi kebakaran bus apron milik PT Gapura Angkasa di Bandara Ngurah Rai. Hasil investigasi tersebut yakni, mulai dari lemahnya kontrol pemeliharaan bus hingga minimnya pengetahuan driver tentang peralatan bus.
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara (Otban) Wilayah IV Bali, Elfi Amir, mengatakan, investigasi dilakukan pada Sabtu (8/9) oleh Tim Inspektur Bandar Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Otban Wilayah IV Bali.
“Dapat disimpulkan pertama, lemahnya quality control terhadap pemeliharaan Apron Passenger Bus (APB) PT Gapura Angkasa. Dua kurangnya kepatuhan terhadap regulasi terkait peralatan Ground Support Equipment (GSE) khususnya APB, dan ketiga pengetahuan pengemudi APB untuk menggunakan APAR (Alat Pemadaman Api Ringan) dalam kondisi darurat sangat kurang,” kata Elfi, Rabu(11/9).
Quality control yang dimaksud adalah PT Gapura Angkasa tidak memiliki supervisor yang mengawasi pengecekan kelaikan bus sebelum beroperasi. Meski pengecekan dinyatakan telah dilakukan setiap hari, tapi hasil akhir pengecekan bus tak dicatat PT Gapura Angkasa.
ADVERTISEMENT
“Sebetulnya SOP-nya setelah diperbaiki, dia lapor ke supervisor. Supervisor bikin (tertulisnya) itu yang tidak ada. Quality control-nya itu mengecek berjalan enggak sih SOP-nya. Lemahnya itu,” ujar Elfi.
Bus Gapura terbakar di Bandara Ngurah Rai, Bali. Foto: Dok. Istimewa
Pengemudi APB, kata Elfi, kurang patuh terhadap regulasi dan tidak ada pelatihan tentang bus dan cara antisipasi kebakaran. Tim investigasi telah bertanya ke sejumlah sopir PT Gapura Angkasa. Tapi, mereka mengaku tak pernah diadakan latihan. Akhirnya, berdampak pada pengetahuan pengemudi.
“Yang pasti drivernya tidak pernah memakai APAR, enggak ngerti. Jadi kalau ada kejadian panik saja. Waktu bikin tanda izin mengemudi di kantor otoritas dia diberikan pelatihan bagaimana memakai APAR, tapi pelaksanaanya tidak ada. Jadi saya mengintruksikan ground handling dan airline melakukan pelatihan,” kata Elfi.
ADVERTISEMENT
Atas temuan itu, Otban mengeluarkan empat rekomendasi kepada PT Gapura Angkasa. Pertama, pembuatan pedoman pemeliharaan peralatan APB. Dua, meng-update peraturan terkait peralatan GSE. Tiga, meningkatkan pengetahuan personel dalam penggunaan APAR dan empat, konsisten terhadap pedoman yang telah dibuat.
Meski demikian, Otban tidak memberikan sanksi kepada PT Gapura Angkasa. Otban masih sebatas melakukan pembinaan.
“Sanksi Gapura tidak ada, kita sebagai kantor otoritas, kita melakukan pembinaan. Jadi, kita memberikan ke Gapura supaya kejadian ini menjadi perhatian, supaya memperbaiki, supaya rekomendasi- rekomendasi kita dijalani dan diperbaiki supaya tidak terulang lagi,” ujar dia.
Elfi menambahkan, hingga saat ini, Otban masih belum bisa menyimpulkan sebab bus terbakar. Dia menduga ada arus pendek di seputar aki, bagian belakang mesin bus.
ADVERTISEMENT
“Kayaknya kalau sementara kelihatan ada arus pendek itu di daerah dekat aki di belakang mesinnya itu,” ujar dia.