3 Ilmuwan AS Gugat Moderna ke Pengadilan soal Sengketa Hak Paten Vaksin COVID-19

11 November 2021 4:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona Moderna. Foto: Mike Segar/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona Moderna. Foto: Mike Segar/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Moderna Inc, selaku salah satu produsen vaksin COVID-19 terbesar di dunia dilanda masalah internal. Bahkan, masalah di perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat itu akan dilaporkan ke pengadilan.
ADVERTISEMENT
Masalah internal di Moderna Inc yakni sengketa hak paten vaksin COVID-19 antara Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) dengan perusahaan Moderna.
"Saya pikir Moderna telah membuat kesalahan serius di sini dengan tidak memberikan hak paten kepada orang-orang yang memainkan peran utama dalam pengembangan vaksin yang sekarang membuat mereka hasilkan cukup banyak uang," kata Direktur NIH Francis Collins dikutip dari Reuters (11/11).
Jadi, masalah hak paten ini ada tiga ilmuwan NIH turut serta dalam pengembangan vaksin ini. Namun Moderna Inc menganggap tiga ilmuwan itu tidak memberikan kontribusi sehingga tidak memberikan hak paten kepada mereka.
Francis menjelaskan, NIH sudah berusaha untuk menyelesaikan konflik paten dengan Moderna secara damai. Namun upaya damai dianggap gagal sehingga mereka akan membawa masalah ini ke ranah hukum.
ADVERTISEMENT
"Tapi kita belum selesai, jelas ini adalah sesuatu yang harus selidiki oleh otoritas hukum," tambahnya.
Tiga ilmuwan NIH itu yakni Dr. John Mascola, Dr. Barney Graham dan Dr. Kizzmekia Corbett. Mereka berkontribusi merancang urutan genetik yang digunakan dalam vaksin Moderna. Oleh sebab itu, nama mereka harus disertakan pada aplikasi hak paten.
"Bukan ide yang baik untuk mengajukan paten ketika kamu meninggalkan penemu penting, dan hal ini akan dirunutkan karena orang-orang akan melihat lebih dalam pada ini," kata Francis.
"Saya tidak berharap itu berakibat buruk dari apa yang merupakan upaya kolaboratif yang sangat ramah antara para ilmuwan di NIH dan Moderna selama bertahun-tahun." tutupnya.
Ilustrasi vaksin corona Moderna. Foto: Pascal Rossignol/REUTERS
Moderna kini telah menjadi produsen vaksin COVID-19 terbesar di Amerika Serikat bersama Johnson & Johnson. Mereka telah menargetkan penjualan vaksin sepanjang 2021 mencapai 15 miliar hingga 18 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT
Bahkan pada 2022, Moderna Inc, ingin target penjualan vaksin COVID-19 mencapai 22 miliar dolar AS.
Terkait masalah hak paten ini, Moderna Inc masih belum memberikan keterangan.