3 Langkah yang Perlu Kita Lakukan Bila Platform Digital Diretas

10 Mei 2020 7:14 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi peretasan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peretasan. Foto: Shutterstock
Password bagi pengguna platform digital ibarat kunci penting yang tidak boleh diketahui orang lain. Tetapi, ada kalanya kebocoran password terjadi di luar kendali kita. Misalnya saja ketika sebuah platform digital diretas. Yang paling anyar adalah kejadian yang menimpa Tokopedia.
Sebanyak 91 juta akun pengguna berhasil dicuri peretas dari pangkalan data platform jual-beli digital itu. Berdasarkan hasil pertemuan Tokopedia dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, terungkap bahwa sejumlah data lapis pertama yang meliputi email, nama lengkap, alamat, lokasi, hingga nomor telepon, berhasil ditembus peretas.
Penting bagi pengguna untuk segera mengambil tindakan begitu mendapat kabar platform digital yang mereka gunakan mengalami kebocoran. Ahli keamanan digital Ruby Zukri Alamsyah mengungkapkan beberapa langkah yang harus dilakukan pengguna bila platformnya diretas.
Berikut tiga langkah yang disarankan CEO perusahaan keamanan siber Digital Forensic Indonesia itu:

1. Mengganti password

Ilustrasi keamanan siber. Foto: TheDigitalWay via Pixabay
Ruby menyarankan para pengguna langsung mengganti password pada platform yang diretas. Hal ini merupakan langkah mitigasi penting yang pertama kali harus dilakukan, karena peretas punya peluang membongkar password pengguna. Mengganti password dengan segera dapat mencegah peretas menguasai akun kita.

2. Mengganti password akun di media sosial lain

Awas kejahatan siber Foto: Shutterstock
Tak jarang pengguna media sosial membuat password yang sama untuk beberapa platform sosial sekaligus. Alhasil, semua akun itu sama-sama rentan, bahkan sangat rentan. Sebab, bila satu password berhasil terbongkar, maka banyak akun yang akan terdampak.
“Jadi ganti juga password di akun lain seperti email dan media sosial yang password-nya sama atau mirip dengan password di platform yang bocor,” kata Ruby.
Hal itu perlu untuk menutup kemungkinan para peretas memanfaatkan password yang berhasil ia kuasai untuk masuk ke platform lain.

3. Waspada tingkat tinggi untuk segala potensi serangan tiba-tiba

Ilustrasi kejahatan siber Foto: Shutterstock
Tak menutup kemungkinan, data para pengguna yang terlanjur dibocorkan peretas, seperti nomor ponsel, akan dibuka secara gamblang di media sosial.
“Logikanya, kalau peretasnya tahu nomor handphone-nya dari platform (yang diretas), mereka bisa mulai mencoba meretas akun WhatsAppnya,” kata Ruby.
Oleh karena itu, menurut Ruby, pengguna aplikasi—seperti WhatsApp—perlu berhati-hati bila menerima One Time Password (OTP).
“Jangan pernah beri tahu siapa pun OTP tersebut,” kata Ruby. Pasalnya, saat OTP jatuh ke tangan peretas, kemungkinan akun WhatsApp pengguna diretas jadi semakin besar.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
Yuk, bantu donasi untuk atasi dampak corona.