3 Pesan Utama Presiden Jokowi dalam Rangkaian KTT

15 November 2020 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo hadiri KTT ASEAN-PBB dan RCEP, Minggu (15/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo hadiri KTT ASEAN-PBB dan RCEP, Minggu (15/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan ada 3 pesan utama yang disampaikan Presiden Jokowi dalam keseluruhan rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-37 ASEAN dan KTT lainnya.
ADVERTISEMENT
Presiden mengikuti 2 KTT pada Minggu (15/11) yakni KTT ke-11 ASEAN-PBB dan KTT ke-4 Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Menlu mengatakan isu pertama yang diangkat Presiden Jokowi yakni soal kerja sama kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang yaitu membangun ketahanan kesehatan kawasan dan dunia.
Kedua upaya mendorong kerja sama untuk mengatasi dampak ekonomi dari pandemi virus corona.
"Kerja sama ini penting untuk terus dilakukan agar kondisi ekonomi dunia menjadi lebih baik tentunya tanpa mengorbankan ketaatan pada protokol kesehatan," kata Menlu dalam keterangan pers secara virtual, Minggu (15/11)
Menlu RI Retno Marsudi saat hadiri KTT ASEAN-PBB dan RCEP secara virtual, Minggu (15/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Ketiga mengenai pentingnya terus menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia.
"Hal ini ditekankan oleh Presiden rivalitas antara kekuatan besar semakin menajam upaya untuk menangani pandemi dan dampak ekonomi akan terhambat jika isu perdamaian dan stabilitas tidak terus dijaga," kata Retno.
ADVERTISEMENT
Menlu juga menambahkan soal isu sentralisasi dan soliditas ASEAN juga secara konsisten disampaikan oleh presiden selama KTT berlangsung.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato di KTT ke-23 ASEAN-Japan secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/11). Foto: Biro Pers Sekreatariat Presiden
Menurut Retno Presiden Jokowi juga tekankan mengenai penghormatan hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 dan upaya memperkuat multilateralisme.
"Indonesia secara konsisten terus menjaga sentralitas dan soliditas ASEAN dan akan terus menjalankannya but we can not do it alone, we need everyone on board," pungkas Retno