4 Aksi Letjen Dudung: Turunkan Spanduk Rizieq hingga Sebut Semua Agama Benar

16 November 2021 21:25 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman saat menjadi Pangdam Jaya/Jayakarta.
 Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman saat menjadi Pangdam Jaya/Jayakarta. Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi menunjuk Letjen TNI Dudung Abdurachman menjadi KSAD. Ia akan menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang dilantik menjadi Panglima TNI.
ADVERTISEMENT
Rencananya, Dudung akan dilantik pada Rabu (17/11) di Istana Kepresidenan, Jakarta. Pelantikannya bersamaan dengan pelantikan Panglima TNI dan 12 duta besar negara sahabat.
"Kita yakin Pak Dudung bisa dan mampu menjadi yang terbaik untuk TNI AD," kata anggota Komisi I DPR Fraksi Golkar Dave Laksono.
Dave membenarkan Jokowi akan melantik Dudung menjadi KSAD.
Jauh sebelum ini, nama Dudung mulai dikenal luas masyarakat sejak menjabat Pangdam Jaya pada 2020-2021. Ketika itu, ia menurunkan spanduk Habib Rizieq yang bertebaran di DKI Jakarta.
Namun, jauh sebelum itu, sebenarnya Dudung sudah mencuri perhatian. Tepatnya ketika ia menjabat Gubernur Akmil pada 2018-2020.
Berikut kumparan rangkum ragam aksi Dudung Abdurachman yang menyita perhatian publik.
Patung Bung Karno di Kompleks Akmil Megelang, Jawa Tengah. Foto: Paulina Herasmarindar/kumparan

Membuat Patung Bung Karno

Karier Dudung mulai menanjak sejak ia menjabat Gubernur Akademi Militer. Dudung kemudian dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
ADVERTISEMENT
Dudung berada di balik peresmian Patung Bung Karno di Akmil, Magelang, 7 Februari 2020. Patung Bung Karno yang diletakkan di hall utama kompleks pendidikan calon perwira TNI AD itu bisa jadi menjadi patung Bung Karno pertama yang ada di ksatrian TNI.
Dalam peresmian patung tersebut, turut dihadiri Megawati Soekarnoputri, Ketua DPR Puan Maharani, Kepala BIN Budi Gunawan, Menhan Prabowo Subianto dan KSAD Jenderal Andika Perkasa.
Dudung sempat menjelaskan keberadaan patung Bung Karno di Akmil sebagai simbol untuk menghormati dan mengabadikan perjalanan perjuangan bersejarah Bung Proklamator itu.
Satpol PP copot dan tertibkan spanduk dan baliho bergambar Habib Rizieq Syihab di Kota Semarang, Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa

Turunkan Spanduk dan Baliho Habib Rizieq di DKI

Ketika menjabat Pangdam Jaya, Dudung sempat menjadi pembicaraan publik karena sejumlah sikap keras terhadap Habib Rizieq Syihab.
ADVERTISEMENT
Ia secara terang-terangan mengaku memerintahkan jajarannya mencopot spanduk dan baliho bergambar Habib Rizieq tahun lalu.
"Ke depan kita tetap sampaikan imbauan-imbauan kepada mereka biar paham hukum, bukan hukumnya dia tetapi hukum yang berada di Indonesia, ada pemasangan diam-diam kita tangkap," kata Dudung.
Meski aksinya menurunkan baliho Habib Rizieq berujung polemik. Tapi, Dudung tak mau ambil pusing.
Dia mengatakan, Satpol PP sudah berulang kali menurunkan baliho tak berizin itu. Tapi berkali-kali pula dinaikan lagi. Belum lagi adanya penolakan yang muncul setiap kali Satpol PP akan menurunkan spanduk itu.
Dudung menuturkan, FPI sudah berjanji untuk menaati aturan yang berlaku. Mereka harus mengacu pada aturan yang berlaku sebelum melakukan kegiatan apa pun.
"Kalau dia melanggar tidak ada cerita saya dengan polisi bertindak tegas enggak ada yang semaunya di sini. Seperti dia benar sendiri. Ikuti peraturan hukum yang berlaku," tegas Dudung.
Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman. Foto: kostrad.mil.id

Sebut Semua Agama Benar

Pada 25 Mei 2021, Dudung mendapat promosi menjadi Pangkostrad. Ia menggantikan Letjen Eko Margiyono yang digeser menjadi Kasum TNI.
ADVERTISEMENT
Otomatis pangkatnya naik satu tingkat dari bintang dua menjadi bintang tiga atau Letjen.
Meski telah menjabat Pangkostrad, namun Dudung masih tetap menyita perhatian publik. Pemicunya, ia menyebut semua agama sama. Pernyataan itu disampaikan ketika dia melakukan kunjungan kerja ke Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat, Senin (13/9).
Dudung meminta prajuritnya untuk cermat menyikapi informasi yang beredar baik di berita maupun di media sosial. Ia menekankan agar bijak dalam bermain media sosial.
Kunjungan kerja Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman ke Batalyon Zipur 9 Kostrad. Foto: Dok. Kostrad
Selain itu, Dudung mengatakan, agar prajuritnya menghindari fanatisme yang berlebih terhadap suatu agama. Sebab, kata dia, semua agama benar di mata Tuhan.
"Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan," kata Dudung.
ADVERTISEMENT
Dudung meminta kepada seluruh prajuritnya untuk selalu bersyukur dengan apa pun pangkat yang didapatkan.
“Sebagai prajurit, kita harus bersyukur dengan kondisi keluarga saat ini masih diberikan kesehatan, bersyukurlah mempunyai istri apa pun bentuknya, karena itu semua adalah pilihan kita,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Dudung menekankan dalam setiap melaksanakan latihan atau pun tradisi masuk satuan harus profesional dan proporsional.
Diorama patung di Museum Darma Bhakti Kostrad. Foto: Dok. Kostrad

Polemik Isu PKI dan Raibnya Patung Soeharto di Museum Kostrad

Terbaru, Dudung terlibat polemik terkait raibnya patung Soeharto di museum Kostrad pada 27 September 2021. Isu ini pertama kali mencuat dari pernyataan eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Gatot menyebar kabar soal pembongkaran patung diorama Soeharto, Sarwo Edhie, dan AH Nasution di Museum Darma Bhakti Kostrad. Ia mengindikasikan ini merupakan tanda-tanda TNI disusupi oleh PKI.
ADVERTISEMENT
Menyikapi itu, Dudung dengan tegas membantahnya. Menurutnya, penarikan diorama patung itu atas permintaan eks Pangkostrad Letjen TNI (Purn) AY Nasution karena alasan agama.
"Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," kata Dudung.
"Jadi, tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami," tambah dia.
Lebih lanjut, Dudung meminta Gatot Nurmantyo selaku senior di TNI, sebaiknya melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepada TNI.
"Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa," tutur Dudung.
ADVERTISEMENT