43 Penghuni Asrama Papua di Surabaya Dibawa ke Kantor Polisi

17 Agustus 2019 18:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kepolisian berjaga di depan asrama mahasiswa papua di Jalan Kalasan, Kota Surabaya. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kepolisian berjaga di depan asrama mahasiswa papua di Jalan Kalasan, Kota Surabaya. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
Polisi terus menyelidiki kasus dugaan perusakan tiang bendera merah putih di selokan depan asrama mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan Surabaya.
ADVERTISEMENT
Dalam perkara itu, ada sebanyak 43 penghuni asrama dibawa ke Polrestabes Surabaya untuk dimintai keterangan.
Waka Polrestabes Surabaya, AKBP Leonardus Simarmata, mengatakan 43 orang tersebut terdiri dari 40 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.
“Seluruhnya ada 43. 40 laki-laki, 3 perempuan. Dan kita perlakukan dengan sangat baik. Kita berikan waktu mau ke belakang atau minum hak-haknya kita berikan semuanya,” ujar Leo, Sabtu (17/8). “Saat ini kami ambil keterangan di Polrestabes Surabaya. Setelah selesai kami akan kembalikan ke wismanya”.
Petugas kepolisian berjaga di depan asrama mahasiswa papua di Jalan Kalasan, Kota Surabaya. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Sementara itu, Leo menampik kabar tentang penangkapan dua mahasiswa yang mencoba mengirim makanan kepada penghuni AMP. Kata Leo, tak ada yang ditahan.
“Kami luruskan tidak ada. Ada dua mahasiswa yang mau mengirimkan makanan ya karena kami masih melakukan dalam hal ini melakukan fungsi penyelidikan. Kami imbau untuk kembali saja. Tidak ada (penangkapan)," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, polisi menjemput paksa penghuni asrama lantaran enggan kooperatif. Sehingga, polisi terpaksa menjebol gerbang asrama dan mengangkut puluhan mahasiswa itu ke Mapolrestabes Surabaya dengan tiga truk.
Dibawanya 43 penghuni asrama mahasiswa Papua itu setelah pada Jumat (16/8), sejumlah massa protes lantaran tiang bendera merah putih di asrama itu rusak. Massa semakin geram karena terprovokasi pesan berantai yang memperlihatkan ada foto bendera merah putih tergeletak di gorong-gorong sekitar asrama.
Massa menduga perusakan itu dilakukan oleh mahasiswa yang tinggal di asrama tersebut.