5 Berita Populer: Guru Besar UGM Positif Corona hingga Rupiah Terpukul

19 Maret 2020 5:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampus UGM di Yogyakarta. Foto: Dwita Komala Santi
zoom-in-whitePerbesar
Kampus UGM di Yogyakarta. Foto: Dwita Komala Santi
ADVERTISEMENT
Sejumlah peristiwa penting dan menarik menjadi berita populer pada Rabu (18/3). Mulai dari seorang Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) positif corona hingga nilai tukar rupiah yang tercatat sebagai rekor terburuknya sejak Juli 1998.
ADVERTISEMENT
Bagi Anda yang tak sempat mengikuti perkembangan berita terkini di hari sebelumnya, kumparan merangkum lima berita populer di antaranya. Apa saja?
Guru Besar UGM Positif Corona
Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni UGM, Paripurna Poerwoko Sudarga di RSUP Sardjito, Rabu (18/3). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Pemda DIY mengumumkan pasien positif virus corona di Yogyakarta bertambah menjadi dua orang pasien. Pasien baru yang dirawat di RSUP Sardjito tersebut berjenis kelamin laki-laki dan berusia 58 tahun.
Universitas Gadjah Mada (UGM) kemudian mengonfirmasi pasien yang tengah dirawat adalah Guru Besar UGM Profesor Iwan Dwiprahasto.
"Izinkan kami menyampaikan pengumuman sore hari ini. Menindaklanjuti pengumuman hasil positif dari Gubernur DIY, pengumuman dari RSUP Sardjito dan media massa terkait sakitnya salah satu guru besar UGM Prof dr Irwan Dwiprahasto," kata Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni UGM, Paripurna Poerwoko Sugarda, di RSUP Sardjito, Yogyakarta, Rabu (18/3).
ADVERTISEMENT
Tingkat Kematian Corona RI Meningkat
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (18/3). Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Virus corona (COVID-19) di Indonesia semakin mewabah. Jumlah penderita melonjak drastis hanya dalam sehari, yakni 227 kasus dari sebelumnya 172 kasus per Rabu (18/3) dan 11 sembuh.
Yang paling disorot adalah kasus dengan case fatality rate (CFR) atau tingkat kematian yang sangat tinggi. Sudah ada 19 orang dari 227 penderita meninggal, sehingga fatality rate mencapai 8,37 persen (jumlah meninggal dibagi angka positif x 100%).
Persentase ini bahkan melampaui China, negara yang pertama kali mengumumkan pasien corona, dengan jumlah penderita terbanyak mencapai 81.102 orang. Meski puluhan ribu orang terinfeksi, persentase kematian di China hanya sebesar 3,99 persen atau 3.241 jiwa.
Prediksi Puncak Pandemi Corona di Indonesia
Petugas Ambulans RSUD Kota Depok berdiri di depan ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Selasa (3/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Para peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) membuat sebuah prediksi puncak dan akhir bencana wabah SARS-CoV-2 di Indonesia. Prediksi tersebut didapat dari perhitungan kasar dari proyeksi kasus yang berkembang di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, kasus COVID-19 di Indonesia diprediksi akan memuncak pada akhir Maret 2020 dan berakhir di pertengahan April 2020. Puncak pandemi diperkirakan kurang dari 8.000 kasus. Sedangkan kasus baru harian terbesar akan mencapai 600 kasus.
Sri Mulyani Siapkan Anggaran Jika Lockdown
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Pemerintah hingga saat ini belum memutuskan mengisolasi penuh atau lockdown wilayah yang terjangkit virus corona. Presiden Jokowi masih mengimbau masyarakat menjaga jarak atau social distance demi mencegah penyebaran virus tersebut.
Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan anggaran negara akan siap jika nantinya situasi semakin buruk dan lockdown menjadi pilihan terakhir pemerintah. Pihaknya terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lainnya untuk penanganan covid-19.
"Kesiapan? Pasti disiapkan (anggarannya). Kalau BNPB memutuskan isolasi, pasti sudah dipikirkan juga gimana supporting growth, bahkan sampai masalah ke desa, di mana pemukiman cukup padat sehingga social distance sulit," ujar Sri Mulyani dalam conference call dengan media, Rabu (18/3).
ADVERTISEMENT
Rupiah Terpukul ke Rp 15.495
Ilustrasi Dolar-Rupiah Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpuruk sore kemarin. Mengutip perdagangan Financial Times, Rabu (18/3), rupiah terpuruk di Rp 15.187,84.
Sementara itu, perbankan tanah air sudah menjual dolar AS pada kisaran Rp 15.400 - Rp 15.500. Kinerja rupiah sore kemarin tercatat sebagai rekor terburuknya sejak Juli 1998.