Untitled Image

5 Cara Jakarta Intercultural School Merangkul Multikulturalisme di Sekolah

10 Oktober 2023 11:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jakarta Intercultural School (JIS) memiliki tiga pilar utama dalam merangkul multikulturalisme di sekolah. Pilar tersebut yaitu keberagaman, kesetaraan, dan inklusivitas. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Jakarta Intercultural School (JIS) memiliki tiga pilar utama dalam merangkul multikulturalisme di sekolah. Pilar tersebut yaitu keberagaman, kesetaraan, dan inklusivitas. Foto: Shutterstock
Dalam menjalankan proses belajar mengajar, Jakarta Intercultural School (JIS) memiliki tiga pilar utama: keberagaman, kesetaraan, dan inklusivitas. Melalui ketiganya, JIS senantiasa merangkul multikulturalisme yang terjalin di antara siswa, guru, staf pengajar, hingga komunitas JIS termasuk orang tua murid.
Sebagai sekolah yang menaungi lebih dari 2.000 siswa dari 60 kebangsaan berbeda, keberagaman itu dirangkul melalui berbagai cara. Tujuannya, agar para warga sekolah dapat belajar, tumbuh, serta menghargai kekayaan perspektif yang terjalin di JIS.
Di antara banyaknya upaya yang dilakukan, terdapat 5 cara yang telah diterapkan JIS untuk menerapkan konsep multikulturalisme di sekolah. Apa sajakah itu?

5 Cara JIS Rangkul Multikulturalisme di Lingkungan Sekolah

1. Belajar menjadi masyarakat global melalui klub dan kegiatan ekstrakurikuler

Berbagai jenis ras dan budaya yang bernaung di JIS dapat menghadirkan beragam perspektif di antara para siswa. Karena itulah, pihak sekolah senantiasa mendorong dialog terbuka agar para siswa dapat saling memahami perbedaan.
JIS senantiasa mendorong dialog terbuka agar para siswa dapat saling memahami perbedaan. Foto: Shutterstock
Melalui program sekolah, pemahaman mengenai perspektif yang beragam itu dibangun. Klub dan kegiatan ekstrakulikuler seperti Model United Nations, JIS TEDx, dan Debate diadakan untuk mendorong para siswa menjadi warga global.
Saat mengikuti aktivitas tersebut, mereka belajar untuk memahami kesetaraan dan mendukung inklusivitas, mendobrak hambatan, serta menantang stereotip yang kerap muncul di masyarakat. Sebab di JIS, respek menjadi inti dari proses belajar mengajar.

2. Menggelar Uniting Nations Day

Dalam satu hari, seluruh kampus JIS berubah menjadi lebih semarak dengan warna-warni bendera, tradisi, serta kuliner dari berbagai belahan dunia. Uniting Nations Day merupakan sebuah kaleidoskop budaya yang dihadirkan JIS guna memperkuat hubungan di antara siswa, guru, staf, serta orang tua.
Pada hari itu, semuanya berkumpul untuk menampilkan warisan budaya mereka melalui pertunjukan, stand makanan, dan kegiatan interaktif lainnya. Melalui Uniting Nations Day, JIS berupaya untuk menumbuhkan pemahaman serta rasa hormat terhadap multikulturalisme di sekolah.

3. Menyatukan siswa dari berbagai belahan dunia dalam satu kelas

Saat bersekolah di JIS, para siswa akan bertemu dengan temannya yang berasal dari negara lain dalam satu kelas yang sama. Cara ini menjadi upaya JIS untuk menanamkan nilai kasih sayang, pengertian, dan integritas tanpa memandang latar belakang masing-masing siswa.
JIS menyatukan para siswa dari berbagai negara dalam satu kelas. Foto: Shutterstock
Saat berada di kelas yang sama, mereka bisa disatukan melalui sebuah kelompok diskusi. Pada saat inilah, siswa memiliki kesempatan untuk belajar satu sama lain dan mendapatkan pemahaman yang lebih bervariasi mengenai budaya.
Bila dilakukan secara terus-menerus, pertukaran informasi tersebut dapat memperluas wawasan, memupuk empati, serta mempersiapkan siswa menjadi generasi terbaik untuk dunia.

4. Mengadakan Indonesia Week

Sama seperti namanya, Indonesia Week merupakan ajang untuk memperkenalkan kekayaan budaya Tanah Air dari Sabang sampai Merauke. Para siswa JIS Elementary School akan diajak untuk mendalami kebudayaan Indonesia yang dinamis serta menjelajahi tradisi tiap daerah.
Mulai dari tarian, musik, hingga kuliner Nusantara akan hadir dalam acara ini. Tak hanya itu, siswa juga diajak untuk membatik, mengikuti workshop gamelan, dan melakukan kunjungan ke situs-situs bersejarah.
Indonesia Week merupakan ajang untuk memperkenalkan kekayaan budaya Tanah Air kepada para siswa JIS. Foto: Shutterstock
Dengan begitu, Indonesia Week dapat menjadi upaya untuk memperkuat ikatan para warga sekolah dengan masyarakat setempat sekaligus mengapresiasi kekayaan warisan Indonesia.

5. Mendorong pembelajaran multi-bahasa

Sebagai sekolah yang menyatukan lebih dari 60 kebangsaan berbeda, JIS yakin bahwa bahasa merupakan elemen penting dari kewarganegaraan global. Agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, JIS mengadakan program komprehensif bernama Modern Languages.
Modern Languages dapat diikuti dari kelas 6 hingga kelas 12. Para siswa dapat mempelajari Bahasa Indonesia, Perancis, Spanyol, dan Mandarin sesuai minat masing-masing. Tak sekadar belajar bahasa dari suatu negara, siswa juga diajak untuk mendalami budaya di baliknya.
Saat SMA, pilihan bahasa yang dapat dipelajari kian beragam. Terdapat pembelajaran Bahasa Korea, Jepang, Belanda, serta program untuk International Baccalaureate (IB) pada tingkat native.
Dengan merangkul multibahasa dalam komunitas yang beragam, para siswa dan guru dapat memperluas perspektif mengenai keberagaman yang hadir di JIS.
Bersama seluruh komponen sekolah, JIS siap menghadirkan sebuah tempat yang menjunjung tinggi inklusivitas dan rasa hormat satu sama lain.
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten