5 Catatan Menag soal Penyelenggaraan Haji 2024: Imigrasi, Katering, hingga Batik

15 Juni 2024 17:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menag Yaqut Cholil Qoumas meninjau maktab jemaah haji RI jelang wukuf di Arafah, Sabtu (15/6). Foto: Salmah Muslimah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menag Yaqut Cholil Qoumas meninjau maktab jemaah haji RI jelang wukuf di Arafah, Sabtu (15/6). Foto: Salmah Muslimah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut, menyebut ada sejumlah hal yang dibenahi dalam penyelenggaraan Haji 2024. Hal tersebut disampaikannya saat membuka rangkaian wukuf di Arafah, Sabtu (15/6).
ADVERTISEMENT
Gus Yaqut menyebut, ada 241 ribu jemaah asal Indonesia yang mengikuti ibadah haji tahun ini. Oleh karenanya, Pemerintah Indonesia perlu memperhatikan betul penyelenggaraannya.
"Setiap tahun penyelenggaraan ibadah haji selalu dievaluasi, dengan hasil berupa perbaikan dilakukan konsisten dan terarah baik meliputi aspek manajemen, keuangan, kualitas pelayanan, akuntabilitas dan pertanggungjawaban," kata Yaqut.
Salah satu yang disoroti adalah masalah keimigrasian. Menurut Yaqut, percepatan keimigrasian sudah di 3 embarkasi besar, yakni Jakarta, Solo, dan Surabaya.
"Sehingga masa antrean di Bandara Saudi tidak lama," ucapnya.
Kemudian, Yaqut menilai, bimbingan manasik haji dilakukan secara intensif dan variatif. Bimbingan mesti dilakukan dengan berbagai pola seperti manasik sepanjang tahun, sapa jemaah, serta media manasik yang menarik dan kekinian.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief (kiri) mencoba menu makanan yang akan disajikan kepada jemaah, di Makkah, Senin (19/6). Foto: Ahmad Romadoni/kumparan
Selain itu, Yaqut juga menyebut konsumsi para jemaah haji asal Indonesia bercita rasa masakan Nusantara.
ADVERTISEMENT
"Penggunaan bumbu masakan dan juru masak (chef) asal Indonesia. Selain untuk menjaga cita rasa khas kuliner Indonesia, ini berdampak meningkatkan ekspor Indonesia ke luar negeri dan membangun ekosistem ekonomi haji yang prospektif," jelasnya.
Menurut Yaqut, pasti layanan tersebut belum sempurna sebab masih ada keluhan yang diterimanya. Salah satunya ialah terkait sayuran dalam makanan.
"Keluhan yang saya dengar kalau di masakan cita rasa Indonesia, sayurannya rata-rata lebih banyak buncis dan jagung, kalau di tanah air kita enggak mau makan, tapi apa boleh buat, kita sudah ikhtiarkan yang terbaik bagi jemaah haji," ujar dia.
Jemaah calon haji Indonesia antre menaiki bus yang akan membawa mereka ke Arafah di Makkah, Arab Saudi, Jumat (14/6/2024). Foto: Sigid Kurniawan/Antara Foto
Lalu, Yaqut juga menyampaikan adanya perubahan batik yang dikenakan jemaah haji. Menurutnya, dalam hal ini selain memperhatikan nilai estetika, harus juga ada maknanya.
ADVERTISEMENT
"Yang penting mudah dikenali ketika bertemu di jalan bersama dengan rombongan jemaah haji lain orang akan tahu ini adalah jemaah haji Indonesia," kata dia.
Terakhir, peningkatan pelayanan jemaah haji lansia dan disabilitas perlu terus ditingkatkan. Di mana, pada Haji 2024, ada 45 ribu jemaah lansia dan disabilitas yang sudah mendapat pelayanan khusus.
"Semua langkah peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji ini dilakukan agar jemaah ibadah haji Indonesia dapat beribadah dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas komitmen dan kerja keras para petugas ibadah haji yang tak kenal lelah melayani para jemaah Indonesia," papar dia.