5 Fakta Kasus LGBT Nakes dan Pasien Corona di Wisma Atlet

27 Desember 2020 7:30 WIB
Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran tampak dari pesawat Microlight Trike. Foto: Aditya Pradana Putra/ ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran tampak dari pesawat Microlight Trike. Foto: Aditya Pradana Putra/ ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Media sosial digegerkan dengan kasus mesum di RS Darurat Wisma Atlet, Jakarta Pusat, antara tenaga kesehatan (nakes) dan pasien corona yang tengah menjalani isolasi.
ADVERTISEMENT
Kabar ini pertama kali diunggah oleh pemilik akun Twitter @bottiatler pada Jumat (25/12) kemarin.
Tak lama setelah itu, unggahan akun tersebut pun menjadi ramai diperbincangkan. Tak sedikit yang menyayangkan karena hubungan sesama jenis ini terjadi di RSD Wisma Atlet, yang notabene menjadi salah satu lokasi penanganan pasien corona.
Kejadian nakes-pasien corona yang terlibat LGBT di Wisma Atlet juga sudah dibenarkan oleh Kapendam Jaya, Letnan Kolonel Herwin BS.
Tenaga medis beraktivitas di halaman tower lima Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Jumat (11/9/2020). Foto: GALIH PRADIPTA/ANTARA FOTO
Informasi insiden mesum sesama jenis di Wisma Atlet didapat dari unggahan pasien itu sendiri di akun Twitternya @bottialter. Akun tersebut mengunggah tangkapan layar yang berisi percakapan antara dia dan perawat yang merupakan sesama jenis itu.
Akun @bottialter itu mengunggah soal kegiatannya berhubungan intim dengan perawat laki-laki yang mengenakan APD di Wisma Atlet.
ADVERTISEMENT
Unggahan percakapan itu berisi waktu dan lokasi janjian keduanya. Bahkan berisi ungkapan vulgar kegiatan mesum mereka.
Percakapan itu akhirnya viral dan mendapat kecaman dari ribuan warganet.
Selain percakapan dengan tenaga medis, pasien tersebut juga mengunggah gambar daftar percakapan dengan beberapa pihak yang bertugas di Wisma Atlet. Tampak nama yang membawa-bawa institusi TNI dan Polisi dalam daftar chatnya tersebut.
Sejumlah tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan menghadiri peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-56 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Kamis (12/11). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Tak lama setelah kejadian ini viral, oknum nakes dan pasien corona tersebut dikirim ke pihak kepolisian untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Kodam Jaya selaku Kogasgabpad (Komando Tugas Gabungan Terpadu) dan Satgas PDMPK (Penegakan Disiplin Mematuhi Protokol Kesehatan) COVID-19 akan menyerahkan kedua terduga tindak asusila LGBT di RSD Wisma Atlet ke pihak Kepolisian," jelas Kolonel Herwin dalam keterangannya, Sabtu (26/12).
ADVERTISEMENT
Setelah diamankan, kedua terduga pelaku ini langsung menjalani tes PCR.
"Apabila hasilnya negatif akan menyerahkan kepada pihak kepolisian untuk diambil langkah hukum," kata Herwin.
Herwin juga menyesalkan perbuatan keduanya. Sebab, selain telah melanggar norma asusila, dampak dari perbuatan mereka berisiko terhadap penularan virus kepada tenaga kesehatan lain.
Suasana di IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/9). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
Herwin menyatakan pemeriksaan kasus asusila ini diserahkan kepada Polres Jakarta Pusat.
"Untuk detailnya nanti proses penyidikan kami serahkan ke pihak kepolisian ya. Rencana akan dilimpahkan ke Polres Jakpus," ujar Herwin.
Tak lama setelah menjalani tes PCR, nakes yang tidak disebutkan namanya itu telah dinyatakan negatif.
"Hasil tes PCR-nya (-) [negatif]," ucap Herwin.
Sambil menjalani pemeriksaan di Polres Jakarta Pusat, Herwin menyebut nakes tersebut kini tengah menjalani isolasi mandiri.
ADVERTISEMENT
"Oknum nakes sudah diserahkan ke Polres Jakpus. Secara prosedural, yang bersangkutan sudah diisolasi," kata dia.
Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Foto: Dok. BPMI Setpres
Selama menjalani pemeriksaan lebih lanjut, oknum nakes RSD Wisma Atlet tersebut kini telah dibebastugaskan.
"Iya, sudah secara otomatis oknum nakes tersebut dibebastugaskan dari tugasnya," ucap Herwin.
Ia sangat menyesalkan terjadinya insiden asusila di tengah penanganan pandemi corona. Ke depannya, manajemen RSD Wisma Atlet akan memperbaiki pengawasan kepada para penghuninya.
"Kami juga akan mengevaluasi proses rekrutmen relawan medis sebagai bentuk antisipasi," tutur dia.
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo. Foto: Dok. Pribadi
Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mendukung upaya kepolisian untuk mengusut lebih jauh kasus asusila ini. Apalagi, salah satu oknum yang terlibat adalah nakes yang bertugas membantu penyembuhan pasien corona.
ADVERTISEMENT
"Kalau itu jelas harus ditindak tegas. Itu kan oknum, namanya oknum tak bisa di-general. Ada COVID-19 maupun tidak. Saya kira harus diusut," kata Rahmad.
"Karena ini oknum, saya kira ini wilayah hukum proses hukum jelas. Harus dipertanggungjawabkan oknum bersangkutan," tambahnya.
Politikus PDIP ini menilai insiden asusila ini sudah merusak kinerja tenaga kesehatan, yang semestinya menjadi garda terdepan penanganan pasien COVID-19.
"Saya kira kepolisian dan aparat harus menegakkan hukum dari sisi ini, karena menjadi bahan gunjingan bersama. Selain itu, enggak boleh sama sekali, nakes kan juga garda terdepan," ungkap Rahmad.