50 KK yang Mengungsi Usai Gempa Bali Sudah Pulang ke Rumah

15 November 2019 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga di Denpaasar berhamburan ke luar rumah,  panik karena gempa berkuatan 4,4 Magnitudo, Kamis (14/11). Foto: Denita br Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga di Denpaasar berhamburan ke luar rumah, panik karena gempa berkuatan 4,4 Magnitudo, Kamis (14/11). Foto: Denita br Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebanyak 50 Kepala Keluarga yang menginap di masjid karena gempa Bali, Kamis (14/11), sudah pulang ke rumah masing-masing. Para warga Desa Pengastulan dan Desa Pengulon, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, itu juga sudah beraktivitas normal.
ADVERTISEMENT
“Warga sudah beraktivitas normal seperti biasa, sudah pulang ke rumah masing-masing. Kemarin hanya kekhawatiran saja ada gempa susulan jadi banyak tidur di halaman dan dalam masjid,” kata Camat Seririt, Nyoman Riang Pustaka, saat dihubungi, Jumat (15/11).
Para warga mulai meninggalkan masjid sekitar pukul 06.00 WITA. Sebelum pulang, warga diimbau tak terpancing berita bohong. Apalagi, belakangan ada banyak gempa susulan terjadi di berbagai daerah.
Para warga juga diminta untuk tetap waspada dan tidak panik saat menghadapi bencana alam.
“Saya minta masyarakat mempercayai informasi dari instansi pemerintah yang resmi. Dari BMKG, dari BPBD, aparat kecamatan, dan polisi, kalau ada info resmi baru dipercaya jangan informasi mulut ke mulut. Tetap waspada dan jangan panik,” ujar Riang Pustaka.
ADVERTISEMENT
50 KK ini menginap di masjid setelah gempa Bali 5,1 magnitudo mengguncang Bali. Isu air pantai surut dan potensi tsunami begitu cepat menyebar di media sosial.
Seorang pegawai bank BUMD, SC (28), ikut merekam dan menyebarkan aksi warga sedang berlarian ditambah narasi yang belum jelas kebenarannya. Saat merekam itu, SC menyebut ada tsunami, padahal tidak ada. SC lantas ditangkap polisi karena rekamannya tersebut meresahkan warga.