55 Ribu Relawan Ikut Uji Klinis Fase III Vaksin Sputnik V

15 September 2020 13:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksin "Gam-COVID-Vac" yang dikembangkan oleh Gamaleya National Research Institute of Epidemiology and Microbiology dan Russian Direct Investment Fund (RDIF), di Binnopharm perusahaan farmasi di Zelenograd, Rusia. Foto: RDIF/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Vaksin "Gam-COVID-Vac" yang dikembangkan oleh Gamaleya National Research Institute of Epidemiology and Microbiology dan Russian Direct Investment Fund (RDIF), di Binnopharm perusahaan farmasi di Zelenograd, Rusia. Foto: RDIF/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Puluhan ribu orang menjadi sukarelawan uji klinis fase III vaksin Sputnik V buatan Rusia.
ADVERTISEMENT
Vaksin tersebut diklaim sebagai vaksin corona pertama di dunia yang mendapat izin edar. Namun, pemerintah Rusia melewatkan uji klinis III saat memberikan izin.
Agar vaksin Sputnik V tak lagi dipertanyakan keamanannya, Rusia akhirnya melakukan uji coba fase III.
Ilustrasi Sputnik V, vaksin virus corona dari Rusia. Foto: Shutter Stock
"Dalam waktu dua pekan saja, 55.000 relawan telah berhasil direkrut di Moskow--lebih dari yang diperlukan, yakni sebanyak 40.000 untuk fase uji klinis Sputnik V setelah (vaksin ini) terdaftar," kata Pemimpin Eksekutif RDIF, Kirill Dmitriev, seperti dikutip dari Antara.
RDIF merupakan badan Dana Investasi Langsung Rusia yang bertanggung jawab atas pengelola program pengembangan vaksin.
RDIF memastikan uji klinis fase III sudah dilakukan sejak akhir Agustus lalu. Proses itu dilakukan demi mengkaji kemanjuran, kemunculan respons imun, serta keamanan vaksin.
ADVERTISEMENT
Sejak pertama kali diumumkan Sputnik V mendapat cibiran Barat. Kala itu disebut vaksin itu dinilai tidak aman karena melewatkan uji klinis tahap III.
Meski demikian, telah banyak negara tetangga yang meliriknya. Misalnya, Filipina.
"Kami akan memberikan preferensi terhadap Rusia dan China dengan syarat vaksin mereka harus lebih baik dari vaksin lain di pasaran," kata Presiden Duterte seperti dikutip dari AsiaOne.