780 WN Australia di RI Ingin Pulang Akibat Lonjakan COVID-19

29 Juli 2021 0:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Qantas Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Qantas Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Australia memutuskan akan membantu pemulangan warga negaranya yang berada di Indonesia. Keputusan ini diambil karena banyak WN Australia di Indonesia ingin pulang akibat lonjakan penularan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga Rabu (28/7), tercatat jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 3.287.727. Sedangkan kasus aktif 558.392.
Hanya saja, proses pemulangan WN Australia dari Indonesia ini sempat mengalami sedikit kendala. Ada beberapa faktor pemicunya. Pertama karena jumlah penerbangan maskapai Garuda Indonesia yang terbang langsung ke Australia kini berkurang akibat mereka mengalami krisis. Akibatnya, kini harga penerbangan ke Australia mencapai 12 ribu dolar AS.
Kemudian faktor lainnya, karena Singapura tidak menerima penerbangan transit dari Indonesia. Sehingga WN Australia yang ingin pulang harus menyewa pesawat dengan biaya yang lebih mahal. Bahkan opsi ekstrem lain adalah pulang menggunakan kapal laut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan, Australia, mengatakan mereka sudah melakukan pembahasan matang terkait rencana pemulangan WN Australia dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, pemerintah akan bekerja sama dengan maskapai Qantas untuk memfasilitasi pemulangan WN Australia dari Indonesia.
“Kami bekerja sama dengan Qantas dalam opsi penerbangan komersial yang difasilitasi bagi warga Australia yang rentan dan akan berangkat dari Indonesia,” kata juru bicara tersebut dikutip dari smh, Rabu (28/7).
Ia menuturkan, total ada 780 WN Australia di mana 350 di antaranya merupakan kelompok rentan ingin pulang dari Indonesia.
“Sekitar 780 warga Australia (termasuk warga negara dan penduduk tetap) di Indonesia saat ini terdaftar di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan ingin kembali," ucap juru bicara itu.
"Sekitar 350 di antaranya dianggap rentan. Jumlah orang Australia yang terdaftar sering berubah sesuai dengan keadaan masyarakat,” tambah dia.
Warga Negara Asing berjalan menuju loket validasi dokumen penerbangan di area Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Banten, Jumat (23/7/2021). Foto: Fauzan/Antara Foto
Salah satu WN Australia di Indonesia yang ingin segera pulang adalah Rebecca Meckelburg. Dia merupakan seorang akademisi di Salatiga, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Meckelburg kini sedang dirawat karena penyakit tuberkulosis. Selain itu, sebenarnya dia telah memesan tiket pulang untuk dirinya dan keluarganya pada April 2020.
Namun, karena sejumlah faktor, ketika itu mereka memutuskan membatalkan kepulangannya. Tapi kini, mereka tidak bisa lagi membeli tiket pulang. Sebab jumlah tiket terbatas dan ada biaya karantina yang mahal saat tiba di Australia.
“Kami adalah keluarga berkewarganegaraan ganda, Indonesia dan Australia. Saya stres karena tidak bisa pergi ke Australia," tutur dia.