80-90% Kasus Positif Virus Corona di DIY adalah OTG

22 Juli 2020 12:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga mengantre untuk melakukan Rapid Diagnostic Test (RDT) Corona masal di GOR Pangukan, Sleman, D.I Yogyakarta, Selasa (12/5). Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga mengantre untuk melakukan Rapid Diagnostic Test (RDT) Corona masal di GOR Pangukan, Sleman, D.I Yogyakarta, Selasa (12/5). Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
ADVERTISEMENT
Kasus virus corona di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih terus meningkat. Terakhir pada Selasa (21/7), jumlah penambahan pasien positif virus corona melonjak sebanyak 28 orang.
ADVERTISEMENT
Angka itu adalah rekor tertinggi penambahan pasien positif virus corona harian di DI Yogyakarta. Sementara total pasien positif virus corona kini sebanyak 465 orang.
Juru bicara Pemda DIY untuk penanganan COVID-19, Berty Murtiningsih, menjelaskan mayoritas kasus positif virus corona di DIY merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG) atau Kasus Konfirmasi Tanpa Gejala.
"Dengan adanya lonjakan kasus, kita tahu kasus (positif virus corona) ternyata masih ada di DIY tapi kita bisa lihat kasus di DIY 80-90 persen adalah OTG," kata Berty ditemui di Kantor Sekda DIY, Rabu (22/7).
Juru bicara Pemda DIY untuk penanganan COVID-19, Berty Murtiningsi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Mayoritas OTG Virus Corona di DIY Punya Riwayat Bepergian

Menurut Berty, para OTG ini mayoritas merupakan pasien yang memiliki riwayat perjalanan dari luar kota. Untuk itu, para petugas di puskesmas akan melakukan indepth interview ke pasien soal riwayat perjalan. Namun jika pasien dinilai berisiko tinggi maka langsung menjalani swab test.
ADVERTISEMENT
Berty mengatakan, indepth interview membutuhkan kerja sama yang baik antara petugas medis, pasien, dan pemangku wilayah di desa seperti RT/RW. Pasalnya, masih ada masyarakat yang baru saja bepergian tidak melapor ke RT/RW maupun puskesmas.
"Pelaku perjalanan yang seperti itu yang lapor sangat tergantung RT/RW. Kalau dia (RT/RW) sangat protektif terhadap warga begitu ada datang lapor puskesmas," ujarnya.
Warga mencuci tangan di area cuci tangan untuk publik di depan Museum Sonobudoyo, DI Yogyakarta, Senin (30/3/2020). Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Oleh karena itu, Berty meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan agar potensi penularan virus corona dari OTG ke kelompok rentan dapat ditekan.
"Untuk pencegahan kita ring (lingkar) pada orang risiko tinggi anak-anak, ibu hamil orang yang punya penyakit bawaan, orang tua ini ring satu kita benar-benar kita lindungi supaya OTG ini tidak menularkan," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DIY itu.
ADVERTISEMENT
Berty memastikan pihaknya terus memperbanyak pelaksanaan tracing kontak melalui swab test. Upaya ini berbeda dari pelaksanaan skrining yang selama ini dilakukan melalui Rapid Diagnostic Test (RDT).
"Kita cari yang lebih. Ibaratnya ada lingkaran ini lingkaran kita perluas," pungkasnya.
Infografik: Jangan Turun ke Dagu Foto: kumparan
————-----------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona