Abu Sayyaf Sandera WNI Berulang Kali, Mahfud MD Cari Solusi

21 Januari 2020 18:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Mahfud MD saat ditemui di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (21/1/2020). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Mahfud MD saat ditemui di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (21/1/2020). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah tengah mengkaji rencana jangka panjang terkait penanganan teror yang dilakukan oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf yang berbasis di kepulauan selatan Filipina terhadap sejumlah WNI.
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam Mahfud MD menyebut langkah jangka panjang itu disiapkan sebagai solusi dari seringnya bentuk penyanderaan WNI yang dilakukan oleh pihak Abu Sayyaf.
Teranyar setidaknya ada lima orang WNI yang diculik oleh kelompok Abu Sayyaf. Penculikan itu diketahui bermula dari informasi hilangnya kapal ikan milik Malaysia yang berisikan delapan WNI di perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah, pada Jumat (17/1) malam.
Mahfud menuturkan, langkah jangka panjang yang disiapkan pemerintah diharapkan dapat jadi solusi jitu agar penculikan terhadap WNI tak lagi terulang di lain hari.
"Kita sebenarnya sedang berpikir penyelesaian yang jangka panjang, bukan kasus per kasus begitu," ujar Mahfud saat ditemui di kantornya, Selasa (21/1).
"Ya kita masih bicarakanlah langkah-langkahnya karena kita ingin menyelesaikan bukan sekadar yang 5 itu karena sudah terjadi berkali-kali, kan? Nanti yang 5 selesai, capek kita ada lagi ada lagi," sambungnya.
Kelompok Abu Sayyaf. Foto: AFP/REVOLI CORTEZ
Rencana semisal diadakannya patroli keamanan bersama, kata Mahfud, akan jadi satu dari banyaknya solusi yang dapat diambil pemerintah sebagai langkah jangka panjang.
ADVERTISEMENT
"Mungkin mungkin ada operasi bersama, mungkin patroli bersama, ada penyergapan bersama bisa macam-macamlah itu," ungkap Mahfud.
Sejumlah evaluasi dalam dua operasi penangkapan sebelumnya pun telah dilakukan. Agar nantinya rencana jangka panjang yang diambil pemerintah tak memberikan celah kepada kelompok bersenjata tersebut.
"Sudah pastilah kalau evaluasi akan berjalan dengan sendirinya tidak usah dijadwalkan kalau evaluasi. Kalau begini lalu dibicarakan kan itu namanya evaluasi rapat itu tadi kan evaluasi juga jadi evaluasi itu nggak perlu di jadwalkan. Harus berlangsung secara otomatis dan terus menerus," ucap Mahfud.
Terkait penyanderaan lima WNI di perairan Malaysia, Mahfud mengaku pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia, Filipina, dan Malaysia terus menjalin kontak. Kontak berkaitan dengan proses pengintaian yang saat ini tengah dilakukan tim di lapangan terkait lokasi para WNI disandera.
ADVERTISEMENT
"Kita sedang akan membicarakan itu dalam waktu dekat tetapi tentu pengintaian terus dilakukan sebagai kegiatan rutin dari aparat kita kerja sama kita, Kementerian Luar Negeri juga sudah melakukan kontak-kontak itu dengan Filipina dan Malaysia," kata Mahfud.