Aceh Minta 30 Ribu Alat Rapid Test untuk Periksa 0,5 Persen Warga

8 April 2020 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan mengambil sampel darah warga saat Rapid Test COVID-19 di Taman Balai Kota Bandung, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan mengambil sampel darah warga saat Rapid Test COVID-19 di Taman Balai Kota Bandung, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
ADVERTISEMENT
Pemerintah Aceh telah mendistribusikan alat rapid test untuk memeriksa tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 dan juga masyarakat. Namun, jumlah rapid test di Aceh masih jauh dari standar.
ADVERTISEMENT
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan pemerintah terus berusaha mendapatkan alat rapid test. Sebab Pemprov Aceh baru menerima 2.400 alat rapid test.
“Kalau 0,5 persen dari 5 juta penduduk Aceh itu jumlahnya 25.000 sampai 30.000, masalahnya bahan rapid test kita belum dapat sebanyak itu,” kata Nova, Rabu (8/4).
Nova menuturkan, terbatasnya jumlah alat rapid test itu tidak menghentikan upaya Pemprov untuk melakukan pemeriksaan kepada masyarakat. Ia sudah membentuk skema dan langkah-langkah untuk melakukan rapid test terhadap masyarakat.
“Kalau sudah dapat kita langsung melakukan skema-skema rapid test-nya, randomnya, formatnya, dan kita akan melakukan strategi itu. Nah, kalau ada yang positif, maka langkah selanjutnya mengonfirmasi hasil rapid test dengan swab test,” tutur dia.
Ilustrasi Rapid Test Corona Foto: Indra Fauzi/kumparan
Selain itu, Pemprov Aceh juga memiliki dua laboratorium yang siap digunakan untuk memeriksa tes swab. Namun, lab tersebut belum bisa dioperasikan atau berfungsi lantaran belum tersedianya reagen atau cairan senyawa kimia untuk swab test.
ADVERTISEMENT
“Lab untuk itu kita sudah punya tapi ada satu cairan reagen namanya. Untuk bisa melakukan tes itu pesannya ke Jerman, distributornya satu di Jakarta, kalau kita pesan ke Kementerian Kesehatan menggunakan distributor yang sama. Jadi tetap menunggu dari Jerman,” ucap Nova.
“Bahan reagen itu belum ada, sehingga swab test masih tetap kita lakukan ke Jakarta. Begitu nantinya cairan itu datang, kita sudah punya laboratorium yang bisa swab test,” tambahnya.
Kedua laboratorium itu berada di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan di Lambaro, Aceh Besar. Laboratorium itu sudah disiapkan sejak 2 pekan lalu.
-----
ADVERTISEMENT
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!