Achsanul Qosasi Kena Mental: Hukuman Sosial Buat Psikologis Saya Drop

7 Maret 2024 14:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI nonaktif Achsanul Qosasi tiba di ruang sidang PN Jakarta Pusat, Kamis (7/3/2024). Foto: Hedi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI nonaktif Achsanul Qosasi tiba di ruang sidang PN Jakarta Pusat, Kamis (7/3/2024). Foto: Hedi/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI nonaktif Achsanul Qosasi mengaku kena mental. Lima bulan menjadi tahanan dalam kasus dugaan korupsi, psikologisnya terganggu.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkapkan oleh Achsanul dalam persidangan perdana dengan agenda pembacaan dakwaan di PN Tipikor Jakarta Pusat.
Dia didakwa menerima uang Rp 40 miliar terkait dugaan korupsi BTS Bakti Kominfo. Uang itu untuk agar Achsanul memberikan status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap proyek BTS yang berujung agar Kejaksaan Agung berhenti melakukan pengusutan.
"Memang hukuman sosial bagi saya sudah jatuh tentunya dan mengakibatkan kondisi psikologi saya yang drop, dan mengalami masalah medis sehingga dokter rutan sudah beberapa kali menghadiri (memeriksa) saya," kata Achsanul, Kamis (7/3).
Bahkan, dia mengaku direkomendasikan untuk menjalani general check-up.
"Kemudian dua minggu berikutnya saya direkomendasikan untuk melakukan general check up di rumah sakit Adhyaksa. Hasilnya ada di pengacara saya mungkin," sambungnya, tanpa membeberkan hasilnya.
ADVERTISEMENT
Dia pun menyampaikan permohonan agar hakim memberikan pertimbangan hukum terkait kondisi kesehatannya. Sehingga, dia bisa diperiksa.
Terkait dengan hal tersebut, hakim yang mengadili kasus Achsanul, Fahzal Hendri memberikan respons. Menurutnya, apa yang dialami oleh Achsanul karena tekanan fisik dan psikologis.
"Psikologisnya, kadang-kadang begitu Pak tekanan fisik dan tekanan psikologis. Kami mengerti apa beban saudara kan bukan orang sembarangan Anggota BPK dan juga pernah jadi praktisi politik di DPR RI," kata Fahzal di kesempatan yang sama.
"Saya lihat, saudara yang tidak kenal dengan saya, saya kenal dengan saudara, bukan begitu. Ya orang sudah malang melintang di dunia politik, saudara kan kemudian ke BPK. Jadi rakyat Indonesia mulai dibilang mungkin 60 persen tahu lah siapa itu Achsanul Qosasi," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Fahzal memahami tekanan psikologis Achsanul. Jika benar-benar dalam kondisi sakit dan tidak ada dokter di dalam rutan, apalagi masalah psikologis, perlu diterapi oleh ahlinya.
"Ya perlu terapi dari ahli psikologi, ya ahli kejiwaan. Tapi jangan ahli jiwa yang rumah sakit jiwa itu tidak usah lah Pak. Ahli psikologi ya, memberikan terapi-terapi ya. Tapi yang paling hebat itu terapi-terapi Anu Pak, secara apa, secara agama ya. Secara ini, sifatnya religius, Saudara orang Madura ya kental gitu agamanya. Tapi hadapi aja dengan santai," ucapnya.
Ketua Majelis Hakim Fahzal Hendri memberikan pertanyaan kepada terdakwa kasus dugaan tindak pidana korupsi PT Duta Palma, Surya Darmadi saat sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (30/1/2023). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
Fahzal menilai, Achsanul mungkin saja merasa tertekan. Terlihat dari perawakan dan mimik wajahnya.
"Dilihat dari muka saudara memang tertekan secara psikologis, mungkin saudara malu dengan keluarga, dengan orang kampung, dengan orang sekitarnya barangkali ya Pak. Tapi hadapi aja lah dengan mental yang kuat jangan sampai sakit pula. Begitu saran saya," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Nanti kalau perlu juga harus ada terapi secara psikologis dari ahlinya dokter psikiater seumpamanya ya ajukan aja secara tertulis nanti akan secara berkala ya Pak, jangan tiap hari tiap hari capek pula dia," pungkasnya.