news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ada Daerah Kembalikan Vaksin Sinovac ke Pusat karena Kulkas Penyimpan Penuh

22 Januari 2021 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengecek kontainer berisi vaksin COVID-19 Sinovac saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengecek kontainer berisi vaksin COVID-19 Sinovac saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin membeberkan persoalan distribusi vaksin corona Sinovac yang membuat vaksinasi terhambat. Apa itu?
ADVERTISEMENT
"Kita kirim 1,2 juta, tahap kedua kita kirim 1,8 juta. Waktu kita kirim tanggal 3, saya pikir 3 hari nyampe. Ternyata balik dari provinsi. Dicek, penuh cold chain (kulkas pendingin)-nya," kata Budi dalam diskusi virtual dilihat kumparan di YOutube PRMN SuCi, Jumat (22/1).
Vaksin Sinovac memang harus disimpan secara khusus di kulkas bersuhu 2-8 derajat celsius agar tidak rusak. Nah, beberapa daerah ternyata tak sanggup menyimpan vaksin karena masih ada simpanan vaksin selain COVID-19.
"Ini belum dikirim 25 juta sebulan. Penuh. Ini baru provinsi lho. Bayangin kalau sampai kab dan puskesmas. Mules kan. Setelah dilihat, penuhnya karena tiap tahun vaksinasi reguler 130-200 juta. TBC, polio, difteri," ungkap dia.
"Rupanya karena kemarin itu COVID, jadi vaksinasi kurang posyandu posyandu. Akibatnya vaksin nggak kepakai, cold chainnya penuh, sudah ada barangnya," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ia pun memutar otak mencari strategi baru mengatasi persoalan ini. Akhirnya diputuskan untuk meminta bantuan pihak swasta.
"Jadi 600 juta dari biasanya 150-200 juta. Aku hitung hitung, sudah pasti enggak kuat. Mohon maaf saya tahunya weekend kemarin. Jadi saya langsung minta bantuan swasta," ujarnya.
:Enggak cuma goverment punya biar kekejar, ada Kalbe, Kimia Farma Trading, dan lain-lain. Sudah diputusin kita akan jalan," tutup dia.