Adu Kuat di Pilgub Kalsel: Denny Indrayana Vs Sahbirin

8 September 2020 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Denny Indrayana dan Sahbirin. Foto: Johanes Hutabarat/kumparan dan Maulana Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Denny Indrayana dan Sahbirin. Foto: Johanes Hutabarat/kumparan dan Maulana Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pilgub Kalsel dipastikan akan diikuti dua pasangan yang diusung gabungan partai politik, tanpa kandidat perseorangan. Kedua paslon itu bahkan mendaftar di hari yang sama, yaitu pada Sabtu (5/9) lalu.
ADVERTISEMENT
Bagaimana profil kedua paslon? Berikut dirangkum kumparan Selasa (8/9):

Sahbirin-Muhidin

Sahbirin Noor adalah petahana yang kembali maju dalam Pilgub Kalsel. Sahbirin yang lahir di Banjarmasin, 12 November 1967 ini merupakan Gubernur Kalsel sejak tahun 2016.
Pendidikannya banyak ditempuh di Banjarmasin mulai dari SD, SMP, SMA, sampai sarjana. Gelar master diraihnya di Universitas Putra Bangsa Surabaya.
Sahbirin juga saat ini menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Kalsel.
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor di Konpers HPS 2018 di Banjarmasin Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
Sementara sang cawagub, Muhidin, merupakan mantan Wali Kota Banjarmasin periode 2010-2015. Muhidin merupakan putra asli Kalsel yang lahir di Binuang Tapin, 6 Mei 1958.
Muhidin diketahui menjabat sebagai Ketua DPW PAN Kalsel.
Pasangan Sahbirin-Muhidin didukung koalisi gemuk parpol yang punya kursi dan nonparlemen. Ada 9 parpol yang mengusung pasangan ini, yaitu Golkar, PAN, PDIP, PKB, NasDem, PKS, PKPI, PSI, dan Perindo.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, total Sahbirin-Muhidin memiliki 40 dukungan kursi. Sementara PKPI, PSI, dan Perindo tak memiliki kursi di DPRD Kalsel.

Denny Indrayana-Difriadi

Denny Indrayana meminta doa guru Bakhiet dan Gelar Sholat Jumat jelang pendaftaran PIlgub Kalsel. Foto: Dok. Istimewa
Penantang Sahbirin adalah Wakil Menkumham era SBY, Denny Indrayana. Dia berpasangan dengan kader Gerindra, Difriadi Darjat.
Denny yang mengenalkan diri sebagai 'Haji Denny', lahir di Kota Baru, Kalsel, pada 11 Desember 1972. Denny berkarier di dunia akademisi dan tercatat pernah menjadi Guru Besar Hukum Tata Negara UGM. Dia juga salah satu pendiri Pusat Kajian Anti Korupsi UGM.
Denny meraih gelar sarjana hukumnya di UGM, kemudian melanjutkan program master dari Universitas Minnesotta, AS, dan program doktor dari Universitas Melbourne, Australia. Denny lalu menjadi guru besar dii UGM.
Sebagai akademisi, Denny sudah menulis banyak buku. Di antaranya Amendemen UUD 1945, antara Mitos dan Pembongkaran, Indonesian Constitutional Reform 1999-2002, Negara Antara Ada dan Tiada, Negeri Para Mafioso, Indonesia Optimis, Cerita di Balik Berita: Jihad Melawan Mafia, No Wamen No Cry, Jangan Bunuh KPK, Don't Kill KPK, dan Strategi Memenangkan Sengketa Pemilu di Mahkamah Konstitusi.
Gerindra resmi usung Denny Indrayana di Pilgub Kalimantan Selatan. Foto: Dok. Istimewa
Sementara Difriadi lahir di Banjarmasin, 19 Oktober 1961. Dia merupakan Wakil Bupati Tanah Bumbu periode 2010-2015 dan telah banyak menduduki jabatan birokrasi mulai dari Kabag Humas, Camat, hingga Kepala Dinas.
ADVERTISEMENT
Denny-Difriadi didukung Demokrat, Gerindra, dan PPP dengan total 14 kursi. Jumlah itu sudah memenuhi ambang batas Pilgub Kalsel yaitu 11 kursi.
Dalam kontestasi ini, Denny-Difriadi mencanangkan tagline "Hijrah Gasan Banua" yang mencakup perbaikan di berbagai bidang.
"Di bidang Sumber Daya Alam (SDA), kita pastikan kekayaan alam Kalsel, dikembalikan ke pada pemiliknya, Allah SWT, yang kemudian dikuasai oleh negara, dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Mari kembalikan daulat rakyat atas SDA di Banua, mari Selamatkan Banua Kita," ujar Difriadi dalam keterangan yang diterima kumparan, Kamis (20/8).
Seluruh paslon merupakan putra asli Kalsel. Meski petahana dianggap lebih berpeluang, namun kehadiran Denny Indrayana tak bisa dianggap remeh.
Bagaimana kans keduanya? Kita tunggu saja.
ADVERTISEMENT