Ahli Epidemiologi UI Sebut Corona di Indonesia Bisa Baru Selesai 2022

20 September 2020 19:21 WIB
comment
28
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini pandemi virus corona masih belum menunjukkan tanda-tanda akan menurun termasuk di Indonesia. Kini jumlah kasus positif di Indonesia mencapai 244.676 kasus sedangkan pasien meninggal yakni 9.553 orang.
ADVERTISEMENT
Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia, dr Iwan Ariawan, MS memberikan pandangannya kapan pandemi COVID-19 akan berakhir di Indonesia. Menurutnya penanganan virus corona di Indonesia masih jauh dari kata selesai.
"Kemudian ini pertanyaan menarik ya, sampai kapan kita? Terus terang enggak tahu sampai kapan, kalau berdasarkan kondisi sekarang, kondisi kita yang ini 2021. Masih panjang," kata Iwan dalam sebuah diskusi daring, Minggu (20/9).
Paparan Epidemiolog UI, dr Iwan Ariawan. Foto: Youtube/Tribun Borneo
Iwan menambahkan jika kondisi penularan terus terjadi secara signifikan, diperkirakan pandemi ini baru akan selesai 2022 mendatang.
"Kalau kita memburuk, bisa yang merah mungkin selesainya sih sama aja ya, di tahun 2022. Tapi kalau semakin tinggi puncaknya, ini adalah kasus baru ya, jumlah kasus baru COVID di Indonesia yang bisa terjangkau oleh tes kita saat ini," ucap Iwan.
ADVERTISEMENT
Iwan menjelaskan ada beberapa hal yang menyebabkan penanganan COVID-19 di Indonesia akan memakan waktu lama. Mulai dari tracing yang masih sedikit hingga keterbatasan alat di rumah sakit.
"Data dari sumber kawal COVID ya yaitu 1 banding dua. Artinya satu kasus cuma tracing dua. Padahal harusnya itu 30, WHO maunya atau 10 lah kalau CDC (Amerika Serikat) minimal 10 lah, (tracing) satu kasus," jelas Iwan.
"Masalahnya ketersediaan RS yang terbatas, harus kita pikirkan. Jawabannya bukan harus sediakan tempat tidur RS tapi gimana kasusnya supaya turun. Kalau kita intervensi dengan baik, kasusnya bisa turun, beban RS turun. Itu salah satu masalah yang harus diperbaiki," tutur Iwan.
Selain itu Iwan juga menyinggung soal pelaksanaan Pilkada 2020 pada Desember mendatang. Menurutnya bukan tidak mungkin akan terjadi banyak penularan dalam Pilkada.
ADVERTISEMENT
"Ini belum ditambahkan potensi penambahan Pilkada desember 2020. Kita ingat Pilkada kita Desember 2020, berarti kurva epideminya lagi naik, belum terkendali," tutup dia.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.