Ahli Mikrobiologi Pertanyakan Riset Kemenkes soal Vaksin Sinovac Efektif 96%

18 Mei 2021 9:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS
ADVERTISEMENT
Ahli Mikrobiologi yang sekaligus Staf Pengajar Biologi, Universitas Padjadjaran, Mia Miranti, mempertanyakan akurasi metode penelitian yang dilakukan Balitbangkes Kemenkes terhadap efektivitas Sinovac. Balitbangkes menyebut 2 dosis Sinovac efektif 96 persen mencegah perawatan, 98 persen cegah kematian.
ADVERTISEMENT
"Yang jadi pertanyaan saya dalam metode penelitian Balitbangkes terhadap Sinovac ini apakah setelah tenaga kesehatan ini divaksinasi kemudian dikasih jeda sampai imunnya terbentuk, baru mereka diteliti," kata Mia dikutip dari Antara, Selasa (18/5).
"Sebab berdasarkan penelitian perlu dua pekan hingga 28 hari sampai imun terbentuk," imbuhnya.
Menurut Mia efektivitas Sinovac yang diklaim Balitbangkes mencapai rata-rata 94 persen merupakan angka yang cukup tinggi, amun tak dipungkiri bahwa terdapat laporan sejumlah penerima vaksin Sinovac yang terinfeksi maupun reinfeksi SARS-CoV-2.
"Sebab saat ini mutasi virus corona juga kan ada ya di Indonesia," katanya.
Beberapa mutasi varian baru itu diduga bisa mengurangi efektivitas vaksin. Salah satunya yang sudah terbukti adalah mutasi B1351 dari Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Ketua Tim Peneliti Efektivitas Vaksin Kemenkes Pandji Dhewantara dalam keterangan tertulis mengatakan kajian cepat dilakukan pada periode 13 Januari sampai 18 Maret 2021 kepada tenaga kesehatan di wilayah DKI Jakarta. Kajian cepat ini menggunakan desain Kohort Retrospektif, yakni menelusuri riwayat setiap individu.
Penelitian ini berfokus pada kelompok tenaga kesehatan baik yang belum divaksinasi maupun yang sudah di vaksinasi, baik dosis pertama maupun yang sudah vaksinasi lengkap.
Kajian melibatkan lebih dari 128 ribu orang dengan usia di atas 18 tahun dan rata-rata dari partisipan yang diikutkan 60 persen perempuan dengan rata-rata berusia 30 tahun