Proses produksi vaksin corona di Bio Farma

Ahli Unair: Jangan Berharap Besar dan Pesimistis Uji Vaksin Corona, Ada Gas-Rem

15 Agustus 2020 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Melihat proses produksi vaksin corona di Gedung 43 Bio Farma Bandung, Jawa Barat. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Melihat proses produksi vaksin corona di Gedung 43 Bio Farma Bandung, Jawa Barat. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Guru Besar yang juga Ahli Biologi Molekular Universitas Airlangga (Unair), Chairul Anwar Nidom, meminta adanya gas dan rem dalam pengujian vaksin corona. Menurutnya, jangan ada harapan yang terlalu besar dengan hasil uji klinis vaksin corona. Namun juga tak boleh terlalu pesimistis akan hasilnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, upaya pengembangan vaksin sebenarnya sudah merupakan langkah terbaik yang dapat diambil negara dalam menghadapi pandemi virus corona. Chairul mengatakan, uji klinis memang wajib dilakukan, tapi skala target keberhasilan harus yang sewajarnya dan tidak berlebihan.
"Mungkin kalau diumpamakan sebuah mobil harus digas dan direm, remnya itu harus diperhatikan, bahwa ada kasus setelah uji klinis 3 itu selesai dijalankan, kemudian diterapkan ke masyarakat ternyata gagal, itu (seperti) kasus vaksin demam berdarah," ujar Chairul dalam diskusi Sindo Trijaya FM dengan tema menanti vaksin COVID-19, Sabtu (15/8).
"Oleh karena itu, ini juga perlu hati-hati, jangan terlalu berharap besar tapi juga jangan terlalu pesimistis, jadi hal ini rem dan gas harus dimainkan dengan baik. Supaya kita tidak terperosok karena tidak ngerem dan mundur karena tidak ngegas," sambungnya.
Botol kecil yang nantinya bakal digunakan untuk wadah vaksin corona. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan

Masyarakat Diimbau Jangan Risau dengan Dampak Uji Vaksin Corona

Selain itu, Chairul juga meminta masyarakat tak perlu risau dengan dampak pengujian vaksin Sinovac yang saat ini tengah diujicobakan terhadap sejumlah relawan di Bandung. Terlebih, menurut dia, Unpad yang ditunjuk pemerintah untuk mengujinya jelas sudah memiliki rekam jejak dalam bidang ini.
ADVERTISEMENT
"Masyarakat melihat ini seharusnya tenang saja bahwa ini memang sebuah yang normal, karena memang sebelum fase klinis 1, 2, dan 3 vaksin itu harus melewati suatu uji praklinis, yaitu diuji di hewan dan kebetulan saya bidangnya diuji praklinis," ucap Chairul.
"(pengujian) fase 3 ini kan suatu proses biasa yang harus dilakukan dalam sebuah pengujian atau penelitian terhadap sebuah vaksin, jadi artinya bukan sesuatu yang luar biasa," lanjut dia.
Petugas kesehatan menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8). Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
Selagi menunggu vaksin tersebut, Chairul meminta agar masyarakat sementara waktu mematuhi protokol kesehatan pencegahan virus corona. Dia juga menyoroti akan pentingnya penggunaan masker yang berstandar baik saat berada di tempat umum.
"Kepada masyarakat sembari menunggu vaksin ini tetap protokol kesehatan, terutama menggunakan masker yang terstandar jadi selama ini masker belum terstandar saya lihat bahwa pemerintah perlu menyampaikan bagaimana masker terstandar itu sehingga dia tidak bisa menghirup atau mengeluarkan virus," kata Chairul.
ADVERTISEMENT
Uji klinis vaksin corona Sinovac yang tengah dilakukan pemerintah saat ini telah memasuki tahap tiga. Pengujian pun dilakukan oleh Bio Farma bersama Unpad di Bandung. Sudah lebih dari 1.000 orang mendaftar sebagai relawan uji klinis vaksin corona.
Infografik Tahapan Uji Klinis Vaksin Corona Sinovac. Foto: Chia Aulia/kumparan
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten