Ahli Wabah: Testing-Tracing RI Lemah, Makanya Pandemi Nggak Selesai-selesai

3 Agustus 2021 12:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Epidemiolog Unair Windhu Purnomo. Foto:  Dok: Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Epidemiolog Unair Windhu Purnomo. Foto: Dok: Pribadi
ADVERTISEMENT
Penggunaan perhitungan angka reproduksi atau Rt dalam penanganan pandemi COVID-19 membutuhkan jumlah testing dan tracing yang lebih masif lagi. Sebab, hal tersebut turut berpengaruh terhadap hasil Rt yang reliabel.
ADVERTISEMENT
Saat ini menurut Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Panjaitan pada konferensi pers, Senin (3/8) kemarin, Rt di Indonesia berada di kisaran 1,2 sampai 1,5. Itu artinya virus ini masih cukup menular. Untuk itu perlu terus ditekan sampai berada di bawah 1.
Saat ditanya mengenai Rt yang bisa jadi tak akurat jika testing rendah, Epidemiolog dari Unair, Windhu Purnomo, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, peningkatan testing dan tracing corona merupakan hal yang perlu dilakukan. Semakin banyak kasus positif ditemukan, maka semakin banyak orang yang akan dipisahkan dari mereka sehat.
"Iya dong. Kalau testingnya kecil berarti orang yang positif nggak mampu kita deteksi. mereka akan kontak terus, masa infeksius panjang. Jadi kalau kita testing dan tracing jelek itu lah yang terjadi," kata Windhu kepada kumparan, Selasa (3/8).
ADVERTISEMENT
Menurunkan Rt sangat mungkin dapat dilakukan. Tentu dengan terus meningkatkan testing dan tracing. Sebab, semakin tinggi kontak erat dengan orang yang positif dan juga semakin lama masa infeksius terjadi, masa Rt juga bisa meningkat.
"Untuk mengurangi Rt itu cara terbaik dengan menemukan kasus sebanyak mungkin. Karena dengan menemukan kasus sebanyak mungkin, kita bisa mengisolasi orang sebanyak mungkin. Dia tidak akan kontak dengan orang lain dan dengan isolasi dan treatment bisa memperpendek masa infeksius," jelas dia.
"Maka pentingnya testing dan testing tapi celakanya Indonesia ini testing tracing lemah makanya nggak selesai-selesai," katanya.
Sehingga, menurutnya, walaupun terlambat, namun hal tersebut tetap harus ditingkatkan. Ia juga turut menyinggung pernyataan Menteri Kesehatan yang sempat berjanji akan meningkatkan testing hingga 400 ribu per hari. Namun hingga saat ini testing COVID-19 masih jauh di bawah itu.
ADVERTISEMENT
"Lebih baik terlambat daripada nggak berbuat. Jadi yang penting kesadaran sekarang tahu pentingnya testing dan tracing. Sekarang harus diimplementasikan. Menkes juga ngomong akan meningkatkan testing sampai 400 ribu sehari tapi belum juga terimplementasi. Itu aja harus dipenuhi," pungkas Windhu.
Tes corona di Indonesia paling tinggi ke 200 ribuan orang baru. Namun selalu turun sewaktu weekend.
Angka ini masih rendah dan pemerintah akan meningkatkan hingga 400 ribu tes per hari. Hal ini guna menekan penularan dan kematian.