Ahli Wabah UI: 80% Kasus Corona di Kudus Varian Baru

13 Juni 2021 15:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemakaman jenazah pasien corona di TPU Desa Bakalankrapyak, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (27/5/2021). Foto: Yusuf Nugroho/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pemakaman jenazah pasien corona di TPU Desa Bakalankrapyak, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (27/5/2021). Foto: Yusuf Nugroho/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Ahli Epidemiologi FKM UI Pandu Riono turut menyoroti lonjakan penyebaran COVID-19 yang ada di wilayah Kudus, Jawa Tengah. Dalam analisisnya, sekitar 80 persen kasus di sana berasal dari varian baru.
ADVERTISEMENT
"Apalagi virusnya sudah bermutasi. Delta sudah banyak kasus, Kudus itu 80 persen varian baru," kata Pandu dalam webinar FKM UI, Minggu (13/6).
Tentu saja, penularan COVID-19 akan semakin tinggi. Oleh karena itu, butuh langkah pencegahan yang maksimal. Termasuk dengan menggunakan masker secara berlapis.
"Di mana risiko penularan tinggi apakah kita harus menggunakan double masker? Mungkin kita harus menggunakan pelindung diri yang lebih aman. Yang paling penting 3M," ujarnya.
Dia kembali menegaskan bahwa pada Juni ini kasus corona di Indonesia telah mengalami peningkatan. Penyebabnya mobilitas tinggi saat dan libur Lebaran.
"Kita lihat ini Juni sudah mulai meningkat. Kita enggak akan mendoakan ini akan lebih tinggi kenapa? Karena Delta lebih tinggi. Karena kita tadi gagal menekan mobilitas penduduk yang sudah diketahui memberikan risiko penularan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Pemkab Kudus berencana melakukan mikro lockdown, usai ditemukannya 28 kasus varian corona India atau B1617.2.
Bupati Kudus Hartopo mengatakan, rencana itu akan dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terlebih dahulu.
"Dimungkinkan ada lockdown mikro di Kudus, tapi teknisnya seperti apa akan dirapatkan dengan Pak Gubernur," kata dia usai mengikuti rapat terbatas secara daring di Command Center Pemkab Kudus, Sabtu (12/6) malam