Ahli Wabah UI: Fokus ke Lansia Jika Ingin Kejar Target Vaksinasi Corona

23 Mei 2021 0:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menyuntikkan vaksin kepada lansia saat berlangsung vaksinasi COVID-19 bagi pekerja Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di Jakarta, Selasa (27/4). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menyuntikkan vaksin kepada lansia saat berlangsung vaksinasi COVID-19 bagi pekerja Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di Jakarta, Selasa (27/4). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ahli Wabah UI, Pandu Riono, meminta pemerintah untuk fokus vaksinasi corona di Indonesia pada masyarakat lanjut usia, mengingat mereka adalah kelompok rentan ketika dihadapkan dengan virus corona.
ADVERTISEMENT
Dengan tingginya angka populasi Indonesia yang mencapai hampir 280 juta tetapi pasokan vaksin sedikit, menurut Pandu, Indonesia harus strategis dalam menjalankan program vaksinasi. Caranya adalah dengan menggalakkan vaksinasi lansia.
“Indonesia? 280 juta [penduduk], vaksinnya sangat terbatas. Karena sangat terbatas, kita harus strategis. Kita enggak mungkin mengejar herd immunity, tapi kita bisa mengendalikan pandemi,” tutur Pandu ketika dihubungi, Sabtu (22/5).
“Bagaimana caranya? Fokus pada penduduk usia tua. Semua lansia yang 21 juta itu dikejar semuanya, harus 100%. Supaya apa? Walaupun terjadi lonjakan kasus, mereka sudah dilindungi, mereka akan risiko mengalami hospitalisasi dan kematian itu jadi rendah,” lanjutnya.
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
Menurut Pandu, fokus target vaksinasi di Indonesia belum perlu berpindah ke warga yang lebih muda. Karena lansia sendiri masih banyak yang belum memperoleh vaksinasi. Prioritas selain lansia adalah mereka yang berada di garda depan, seperti tenaga kesehatan.
ADVERTISEMENT
“Belum, belum perlu sebenarnya. Seharusnya berdasarkan umur dan tenaga publik yang esensial seperti nakes itu harus dikejar. Mungkin ada beberapa yang belum [divaksin],” kata Pandu.
Merespons pendapat soal penggunaan vaksin AstraZeneca tidak boleh untuk warga di bawah 30 tahun, menurut Pandu, jika kebijakan itu diterapkan di Indonesia, sebenarnya tidak menjadi masalah.
“Jadi sebenarnya, kalau AstraZeneca itu dibatasi cuma di atas 30 [tahun] itu sebenarnya enggak ada masalah. Karena kita lagi mengejar penduduk usia tua dulu,” ungkapnya.
Petugas medis menyuntikkan Vaksin Sinovac kepada penerima vaksin COVID-19 lansia di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Soelastri, Solo, Jawa Tengah. Foto: Maulana Surya/Antara Foto
Sebelumnya, Pandu menyinggung soal herd immunity dan kesulitannya bagi Indonesia untuk mencapainya. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya angka populasi Indonesia yang tidak dibarengi pasokan vaksin yang memadai.
“Herd immunity itu mitos, enggak mungkin dicapai di Indonesia. Sama juga, di seluruh dunia enggak mungkin. Kenapa coba? Karena mereka masih banyak yang belum divaksinasi. Stok terbatas, virusnya terus bermutasi. Selama kita belum berhasil menemukan vaksin yang bisa mengatasi semua virus, adanya mutasi virus bisa mengurangi daya perlindungan,” jelas Pandu.
ADVERTISEMENT
“Kan kita sebenarnya sedang berlomba dengan kecepatan virus bermutasi. Tetapi dengan jumlah vaksin yang terbatas, hanya negara-negara kecil dan kaya yang bisa cepat sekali untuk penduduknya divaksinasi,” tutup dia.