Ahli Wabah UI: Jangan Mikir Gelombang Dua Corona, Riak Tak Ada Jika Disiplin 3M

Dokter Pandu Riono, Dosen Epidemiolog UI. Foto: Dok. Pandu Riono

Ahli epidemiologi (wabah) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono, meminta kepada warga Jawa Barat tidak memikirkan soal potensi gelombang kedua penularan virus corona.

Menurutnya, warga Jabar sebaiknya bekerja keras bersama dengan pemerintah daerah dalam menekan sebaran virus corona di gelombang pertama.

"Jangan mikirin gelombang kedua, kita bertahan di gelombang pertama aja dulu, kita tekan," kata dia secara virtual dalam kegiatan Adaptasi Kebiasaan Baru yang disiarkan langsung melalui akun YouTube Humas Pemprov Jabar, Rabu (19/8).

Warga pakai masker beraktivitas di Kawasan Cikini, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Sebab Pandu meyakini dengan mematuhi 3M yakni menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, potensi gelombang dua penyebaran virus corona bisa diantisipasi.

"Kalau seluruh penduduk Jabar menaati 3M, itu gak ada gelombang sama sekali. Riak-riak aja gak ada apalagi gelombang besar," ucap Pandu.

Pandu yang juga merupakan salah satu tim pakar Ridwan Kamil menambahkan, semangat HUT Jabar ke-75 dan HUT Gedung Sate ke-100 dapat menjadi lecutan semangat bagi warga Jabar agar terbiasa menerapkan 3M.

Ia yakni, Jabar bisa menjadi provinsi pertama di Indonesia yang berhasil menekan pandemi dan menjadi contoh bagi provinsi lainnya.

"Dengan ulang tahun ke-75 dan Gedung Sate 100 itu seperti angka-angka yang membawa semangat bahwa kita bisa semua penduduk Jabar melakukan 3M," tutur dia.

Senada dengan Pandu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengatakan bahwa penerapan 3M memiliki dampak yang sama dengan lockdown. Bedanya, penggunaan masker tak bakal memberi imbas kepada ekonomi.

"Jadi 3M ini seperti lockdown, efeknya sama," kata dia.