Ahli Wabah UI: Masuk Istana Ketemu Presiden Cuma Rapid Test, Itu Bahaya Banget

25 Juli 2020 15:49 WIB
Presiden Joko Widodo meninjau lahan yang akan dijadikan Food Estate atau lumbung pangan baru di Pulang Pisau, Kalteng. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meninjau lahan yang akan dijadikan Food Estate atau lumbung pangan baru di Pulang Pisau, Kalteng. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pertemuan Presiden Jokowi dengan Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo, di Istana Negara pada Kamis (16/7) jadi sorotan.
ADVERTISEMENT
Sebab, sepekan berselang, Purnomo dinyatakan positif virus corona. Kondisi Jokowi pun dipertanyakan, apakah tertular virus yang sama atau tidak.
Memang, sebelum bertemu dengan Jokowi, Purnomo terlebih dahulu dites corona melalui rapid test. Hasilnya nonreaktif, sehingga ia bisa bertemu dengan Jokowi.
Ahli Wabah UI, Pandu Riono, menyoroti standar rapid test yang diterapkan protokoler Istana bagi seseorang yang bertemu Presiden. Ia menilai hal tersebut sangat berisiko sebab presiden bisa saja tertular corona.
"Rapid test itu kalau negatif bukan berarti tidak terkena virus," kata Pandu kepada wartawan, Sabtu (25/7).
"Itu kan sudah saya kritik lama, mau masuk Istana ketemu Presiden masa cuma rapid. Itu kan bahaya banget itu kan tidak bertanggungjawab terhadap keselamatan presiden," sambung Pandu.
ADVERTISEMENT
Pandu pun mempertanyakan maksud tujuan Jokowi menerima Purnomo di Istana Negara. Bila bukan urusan kenegaraan, sudah seharusnya dihindari.
Sebab, salah satu cara terhindar dari virus corona adalah mengurangi tamu. Ia pun menyarankan ada tes lebih yang dilakukan kepada pihak-pihak yang ingin bertemu presiden.
"Sebaiknya, kan ada tes antigen (bisa melalui PCR atau TCM), jadi memang Presiden harus batasi tamunya, dan tamu yang penting-penting aja. Ini kunjungannya ke Presiden, wakil wali kota untuk apa. Iya kan, apa maksud kunjungan ketemu Presiden apa," kata dia.
Pada pertemuan tersebut, Presiden Jokowi diduga membicarakan mengenai Pilwalkot Solo dengan Purnomo. Pertemuan tersebut sekaligus untuk memberitahukan bahwa PDIP memilih Gibran Rakabuming sebagai calon wali kota. Pandu menyoroti pertemuan itu.
ADVERTISEMENT
"Seharusnya presiden enggak perlu langsung ketemu Purnomo, karena kalau soal Gibran. Bukan kurang penting, (tapi) karena presiden bukan melakukan tugas negara," kata dia.
Achmad Purnomo di Balai Kota Solo . Foto: Istimewa
Ia pun menyarankan agar protokol kesehatan terutama pencegahan COVID-19 di Istana Negara diperketat. Bila Jokowi harus bertemu dengan tamu pun, perlu dipastikan tindakan pencegahan 3 M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, dilakukan.
"Jadi dalam pandemi ini, setiap orang yang ingin berkegiatan di tengah pandemi pencegahan itu harus betul-betul dilakukan (aktivitas) jarak jauh, saya khawatir dengan Purnomo tak bisa seperti itu (tidak dilakukan), urusan apapun presiden harus ikuti protokol 3 M itu. Protokolnya di perketat, dan jangan gunakan rapid tes," pungkasnya.
Terkait dengan pertemuan Jokowi dengan Purnomo, orang nomor satu di Indoensia itu telah jalani swab test pada Jumat (24/7). Sehari berselang, hasilnya, ia dan sang istri, Iriana, negatif corona.
ADVERTISEMENT